Loading...

04 November 2009

FatahKun

Menciptakan Rumah Penuh Berkah

Oleh: Reni Kurnaesi

Tak dapat dimungkiri bahwa rumah memiliki peran penting dalam kehidupan kita. Buktinya, semua orang membutuhkan rumah sebagai tempat berlindung dan tempat kembali dari berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, rumah pun merupakan tempat untuk melakukan pelbagai aktivitas yang sangat dibutuhkan oleh semua orang, misalnya tempat untuk tidur, makan, tempat berkumpulnya keluarga, dan lain sebagainya. Semua orang banting tulang dan memutar otak untuk memperoleh rumah yang layak untuk ditempati. Allah Swt. berfirman,

وَاللهُ جَعَلَ لَكُم مِّن بُيُوتِكُمْ سَكَنًا

“Dan Dia menjadikan rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal..” (QS. Al-Nahl [16]: 80).

Oleh sebab itu, tidak heran jika hampir semua orang mendambakan rumah yang nyaman dan layak untuk dihuni, karena rumah merupakan salah satu bentuk kenikmatan luar biasa yang memiliki banyak manfaat.

Namun demikian, untuk menciptakan rumah sebagai tempat tinggal yang berkah tidak cukup hanya dengan memperhatikan serta membaguskan bangunan fisiknya saja, tetapi juga harus dibarengi dengan membangun atmosfir yang kondusif, dalam arti membangun keharmonisan di antara sesama penghuninya dan dengan menghidupkan roh Islam, dalam arti menjunjung tinggi nilai-nilai Islam di dalamnya. Alat ukurnya sederhana saja, rumah yang benar-benar kondusif akan membuat para penghuninya betah lama-lama berdiam diri di rumah. Sebaliknya, rumah yang tidak kondusif akan membuat para penghuninya lebih senang berada di luar. Mengapa harus demikian?

Banyak alasan mengapa kita harus menciptakan atmosfir rumah yang kondusif dan islami, di antaranya sebagai berikut: pertama, untuk menjaga serta menjauhkan diri dan keluarga dari api neraka. Perintah yang satu ini tertera jelas dalam Al-Quran,

ياأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah diri kamu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (QS. Al-Tahrim [66]: 6).

Lantas apa hubungannya perintah ini dengan rumah yang kondusif dan Islami? Rumah yang kondusif dan islami akan bisa menjadi tempat pertama dan utama bagi sebuah keluarga untuk belajar mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Belajar al-quran, belajar menghargai sesama, belajar berbagi, belajar untuk bersabar, dan sebagainya. Di rumah, orang tua juga bisa menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya kepada anak-anaknya semenjak dini. Sikap orang tua di rumah akan menjadi tauladan dan madrasah pertama bagi anak-anaknya. Dengan begitu, rumah akan menjadi tempat untuk memelihara keluarga dari api neraka.

Kedua, besarnya tanggung jawab kepala keluarga di hadapan Allah Swt. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. akan bertanya kepada semua pemimpin mengenai yang dipimpinnya, apakah ia memeliharanya atau menyia-nyiakannya? Sehingga seseorang akan ditanya mengenai keluarganya.” (HR. Al-Nasai).

Seluruh kepala keluarga akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Itu artinya keluarga merupakan amanah dari Allah yang harus benar-benar dijaga dan dipelihara. Menafkahi, berusaha memberi kehidupan yang layak, serta memberi pendidikan yang baik adalah di antara hal yang hukumnya wajib dijalankan oleh kepala keluarga. Jika tidak, nerakalah balasannya. Membangun serta menciptakan keharmonisan di rumah sehingga menjadi berkah merupakan salah satu bentuk tanggung jawab kepala keluarga.

Ketiga, rumah adalah tempat untuk menjaga serta menyelamatkan diri dari berbagai keburukan sehingga terhindar dari fitnah. Rasulullah Saw. bersabda,“Beruntunglah orang yang memelihara lisannya, rumahnya melapangkannya, serta menangisi kesalahannya.” (HR. Al-Tobroni). Dalam hadis lain Rasulullah Saw. bersabda, “Lima hal yang siapa orang yang menegerjakan salah satunya, ia menjadi jaminan Allah; orang yang membesuk orang sakit, keluar untuk perang, menghadap kepada pemimpinnya untuk menghormati serta memuliakan, atau duduk di rumahnya sehingga orang-orang selamat darinya dan ia (pun) selamat dari orang-orang.” (HR. Ahmad).

Hal yang tertuang dalam hadis di atas, terutama, diperuntukkan bagi orang yang bermukim di tempat yang banyak terjadi kemungkaran dan ia merasa tidak mampu untuk merubahnya. Dalam keadaan seperti itu, lebih baik ia berdiam diri di rumah guna menghindarkan dirinya dari perbuatan munkar, seperti melihat hal yang haram, serta terpengaruh melakukan hal yang haram. Selain itu, untuk menjaga keluarganya agar tidak terlalu berlebihan dalam bersenang-senang serta menjauhkan anak-anaknya dari hal-hal buruk.

Keempat, agar tidak membuang waktu dengan sia-sia untuk hal-hal yang tidak berguna. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa biasanya kebanyakan orang menghabiskan waktunya di rumah. Usai bekerja atau belajar, rumahlah tempat kembali orang-orang. Terutama, di beberapa daerah yang memiliki musim dingin dan musim panas yang ekstrim. Rumah menjadi pilihan yang sangat tepat untuk berdiam diri. Oleh karena itu, atmosfir rumah yang kondusif dan islami akan sangat membantu kita untuk betah melakukan hal-hal yang berguna di dalamnya.

Kelima, inilah yang dianggap paling penting. Memberikan perhatian yang besar terhadap rumah dengan menciptakan suasana rumah yang kondusif dan islami sangat penting karena ia adalah wasilah untuk membangun masyarakat muslim yang kuat. tak dapat dipungkiri bahwa sebuah masyarakat terbentuk dari orang-orang rumah terlebih dahulu. Rumah adalah fondasi sebuah masyarakat. Jika fondasinya bagus dan kuat maka bangunan yang di atasnya pun akan kuat. Artinya, untuk menciptakan masyarakat Islami yang kuat dan memegang teguh hukum-hukum Allah Swt., salah satunya adalah dengan menciptakan suasana rumah yang memegang teguh nilai-nilai Islam yang luhur.

Dari pemaparan di atas, kita tahu bahwa keberadaan rumah sangat penting bagi kehidupan kita. Selain itu, kita tidak boleh melupakan hal yang tidak kalah penting dari itu, yakni menciptakan atmosfir rumah yang kondusif dengan membangun keharmonisan dan menghidupkan nilai-nilai Islam di dalamnya. Kedua hal itulah yang kita butuhkan untuk menciptakan sosok-sosok Muslim yang tangguh sehingga pada gilirannya akan membangun masayakat Muslim yang tangguh pula. Wallahu Allah A’lam.