Loading...

28 May 2015

Unknown

Luar Biasa, Tukang Tambal Ban Ini Tetap Semangat Mengejar Gelar Doktor

Luar Biasa, Tukang Tambal Ban Ini Tetap Semangat Mengejar Gelar Doktor
Tukang Tambal Ban Ini Tetap Semangat Mengejar Gelar Doktor
Banyak orang yang tidak mengira bahwa lelaki yang sehari-hari bercampur peluh dan kadang berlumur oli ini ternyata memiliki semangat untuk melanjutkan kuliah di program doktoral. Meskipun penampilannya memang lusuh layaknya tukang tambal lainnya, namun semangat Kadiyono tidak demikian lusuhnya dalam mengejar pendidikan.

Kadiyono (46) dikenal sebagai seorang tukang tambal ban di Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah. Dengan senjata khas penambal ban, kompresor dan peralatan tambal sederhana, ia mencari rezeki sehari-hari di jalan Pemuda, seperti diberitakan brilio.net.

Meskipun berprofesi sebagai tukang tambal, Kadiyono telah mendapatkan gelar Master Komunikasi. Bahkan Kadiyono mampu lulus S1 berkat usahanya menabung dari profesi tambal ban.

Kadiyono memang bukan berasal dari keluarga berada. Tak heran jika sejak kecil Kadiyono sudah akrab dengan kehidupan prihatin. Namun semangatnya untuk menuntut ilmu tidak pernah padam. Disaat anak-anak lainnya bermain, Kadiyono bekerja demi menabung untuk pendidikannya sendiri.

Perjuangan Kadiono mendapatkan gelar sarjana Komunikasi pun bukan perkara yang mudah. Bayangkan saja, dia harus menempuh jarak 35 kilometer demi mengikuti kuliah dari rumahnya. Belum lagi dengan beban sebagai kepala rumah tangga ketika Kadiyono telah menikah semakin menambah beban hidup Kadiyono. Namun api semangat Kadiyono tidak padam, ia tetap merawat dan menjaga api semangatnya. Hingga akhirnya ia berhasil lulus Strata 1 setelah 11 tahun yang banyak diselingi cuti karena kendala biaya.

Kadiyono tidak pernah merasa malu meskipun usianya tidak muda lagi. Setelah lulus S1 kemudian ia melanjutkan lagi ke jenjang S2. Lagi-lagi kendala biaya menjadi masalah utama kuliah. Namun, akhirnya berkat usaha dan doa, Kadiyono mendapatkan jalan setelah mendapatkan dana sertifikasi guru lantaran Kadiyono telah diterima sebagai guru di SD Muhammadiyah Boja.

Kini sambil mengurus lapak tambal bannya, Kadiyono memiliki profesi lain sebagai Kepala Sekolah di Sekolah Luar Biasa Surya di Limbangan, Boja. Lulusan Program Master Komunikasi Universita Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini tetap merawat mimpi dan menjaga semangatnya agar bisa berkuliah di program S3. Semoga (Sumber; liputanislam.com)