Bedak BB, roll on, atau parfum sesungguhnya tidak cukup menolong, jika yang bermasalah adalah metabolisme tubuh |
MUSIM hujan memang belum berakhir. Pakaian yang tidak kunjung kering juga masih bertumpuk di setiap rumah. Alasan itulah yang terlintas ketika mencari pembenaran atas yang sekarang tercium.
Masam, apek, juga dibarengi bau air kolam ikan. Ya, kiranya cukuplah untuk menggambarkan bahwa aroma yang tercium itu sangat tidak nyaman.
Meski cuma tiga huruf B-A-U, tetap saja mengganggu. Dalam kondisi apapun, kita, Muslimah, harus bisa meminimalisasi kemunculannya. Karena, kita Muslimah. Muslimah, orang yang tahu betul kewajiban meneladani bagaimana junjungan kita, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam begitu menjaga kebersihan dan selalu menyukai wangi-wangian.
So, kalau kita selama ini masih sering cuek bebek dengan aroma yang kita timbulkan, dari sekarang mari ubah kebiasaan itu. Selama ini, mungkin kita sering takut tercium wangi karena menghindar dari larangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, “Seorang perempuan yang menggunakan wangi-wangian lalu melewati sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dipakainya maka perempuan tersebut adalah sama dengan pelacur.” (HR. An-Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad)
Bila kita tilik hadits ini, memang benar bahwa kita tidak diperkenankan menggunakan parfum untuk membangkitkan syahwat lawan jenis. Akan tetapi, bukan berarti kita tidak diperkenankan sama sekali untuk menghilangkan bau dan menggunakan wewangian sebatas kebutuhan.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menghilangkan bau dan wewangian seperti apa yang bisa kita gunakan?
Yang pertama, mandi dengan semestinya. Tidak hanya satu atau dua gayung langsung segar tetapi mandilah dengan sebersih mungkin dan gunakan sabun mandi hingga menjangkau tempat yang sulit. Seringkali aktifis Muslimah atau ibu rumah tangga mandi secepat kilat dengan alasan kesibukan. Padahal, selain untuk menghilangkan bau badan, mandi juga berfungsi untuk menjaga kesehatan.
Yang kedua, jagalah kualitas pakaian yang kita gunakan. Bila rok yang kita gunakan berdurasi sehari atau dua hari, mungkin masih bisa dimaklumi. Namun, jangan sekali-kali hal ini diterapkan pula pada baju atasan. Gantilah baju atasan maksimal satu hari sekali atau jika memang kita memiliki keringat berlebihan.
Ini juga berlaku untuk jilbab dan kaus kaki. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak ganti atasan asalkan berganti jilbab karena sesungguhnya yang seringkali menjadi tempat bersarangnya bau-bauan itu ada pada atasan-atasan dan kaus kaki yang kita pakai.
Gunakan deterjen yang baik untuk mencuci pakaian yang kita gunakan. Kualitas deterjen memang tidak ditentukan oleh mahal atau murahnya.
Namun, ada baiknya kita perhatikan hasil cuci dan kecocokan hasil cuci dengan aroma tubuh kita. Dalam masalah cuci-mencuci inilah, kita bisa menggunakan wewangian dalam bentuk pengharum atau pelembut pakaian. Gunakanlah sesuai kebutuhan sehingga pakaian yang gunakan nanti tetap tercium segar. Bila matahari memang belum ramah menyapa, gunakanlah pewangi pakaian saat menyetrika, secukupnya.
Terakhir, bila memang kita memiliki masalah dengan bau badan, sudah saatnya kita mengubah pola makan dan mengatur berat badan. Bau badan, terutama disebabkan oleh asupan makanan yang kita konsumsi.
Aturlah komposisi makanan seimbang dengan lebih banyak menkonsumsi sayur dan buah. Pola makan seperti ini akan membersihkan dan menyegarkan tubuh.
Menggunakan bedak BB, roll on, atau parfum sesungguhnya tidak banyak menolong, jika yang bermasalah adalah metabolisme tubuh.*/Kartika Ummu Arina, penulis buku ‘Jadilah Suami Istri Bijak’ (hidayatullah.com)