Loading...

17 February 2015

Unknown

Beberapa Fakta Sejarah Serangan Syiah pada Ahlus Sunnah

Beberapa Fakta Sejarah Serangan Syiah pada Ahlus Sunnah
Penguburan massal pembantaian Haula di Suriah tahun 2012 yang menewaskan 108 orang, termasuk 49 adalah anak-anak

Pakar Syi’ah dari Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor Dr. M. Kholid Muslih, M.A membantah pernyataan tokoh Syiah Indonesia yang mengatakan tak ada sejarah Syiah menyerang Sunni.

“Ungkapan tidak ada sejarah Syiah menyerang Ahlus Sunnah itu jelas jelas pernyataan a-historis dan a-argumentatif,” ujarnya.

Dalam sejarah, ujar Kholid, berdirinya kerajaan Shofawiyah 1501-1785 adalah perjalanan berdarah-darah, di mana Ismail as Shofawi setelah berhasil menundukkan beberapa daerah (Kailan, mayotitas daerah negara Persia dahulu, serta Iraq) dengan cara memaksakan paham  Syiah kepada penduduk dengan hanya 3 pilihan; mati, keluar dari daerah mereka atau menganut paham Syiah.

Setelah itu, ujarnya lagi,  Shafawiyah selalu menyerang Utsmaniyah.

Safawiyah (dalam bahasa Parsi Safawian) adalah dinasti Iran yang memerintah dari tahun 1501 hingga 1736. Ketika era inilah Syiah menjadi agama resmi Iran hingga hari ini.

Dalam sejarah lain, kelompok Syiah Qaramithah juga pernah menyerang Makkah dan mengambil Hajar Aswad dari tempatnya.

Penyerangan terhadap Makkah ini kemudian diulang kembali pada tahun 1987.

Menurut Kholid, banyak sejarah lain terkait serangan Syiah terhadap Sunni. Misalnya yang terjadi pada 22 Agustus 2014 kelompok Syiah kembali menyerang masjid Sunni (Mushab Bin Umair) di dekat Kota Ba’quba Iraq dan menewaskan 65 orang dan 16 luka luka.

Yang terakhir adalah pengambil-alihan kekuasaan oleh pemberontak Syiah Hutsi (al-Hautsi atau Haouthi) Yaman dengan jalan senjatatanpa proses demokrasi sebagai bukti paling kongkrit saat ini. [Baca: Dr. M. Kholid Muslih: Syiah di Berbagai Negara Berpotensi Memberontak]

Demikian pula bukti bukti pembinasaan warga Sunni oleh Nusyairiyah di Suriah saat ini.

Lebih jauh pria yang menyelesaikan S2 dan S3 terkait paham politik Syiah di  Fakultas Ushûluddin Jurusan Aqidah di Universitas Al-Azhar, Mesir ini  juga mengatakan pemerintah harusnya cepat tanggap dengan membentuk mensikapi kasus penyerangan pembela Syiah terhadap jamaah Majelis Az-Zikra.

“Kita tidak bisa sekedar mengumpat-ngumpat yang hanya akan melakukan hal-hal di luar hukum.”
“Kasus penyerangan pembela Syiah terhadap jamaah Majelis Az-Zikra menurutnya  bisa menjadi senjata ampuh pemerintah dan bangsa Indonesia menahan perkembangan paham Syiah,” ujarnya.* (hidayatullah.com)