Dalam bab ini, kamu akan mengenali planet bumi lebih baik lagi. Kamu akan mengerti arti penting bentuk bumi dan birunya langit bagi hidup kita. Kamupun akan mengakui bahwa sistem sempurna yang kamu amati diciptakan Allah hanya agar memungkinkan bagi kita untuk hidup.
BUMI KITA YANG SANGAT SEIMBANG
Hingga abad ke-16, sekitar 500 tahun yang lalu, meskipun beberapa orang Yunani telah memiliki gagasan mengenai hal ini, pada umumnya orang belum tahu kalau bumi adalah planet. Pengamatan di masa itu membantu orang untuk mengetahuinya. Pada abad ke-20, manusia meyakini tentang lokasi bumi di Tata Surya. Bumi adalah planet ketiga dari matahari, dan planet terbesar kelima.
Para Ilmuwan percaya bahwa Bumi memiliki inti besi dengan suhu 7,500oC (13,500oF). Suhu ini bahkan lebih panas daripada permukaan matahari. Namun karena kamu tidak pernah merasakan sedikit pun panas yang luar biasa itu, kamu dapat duduk tenang di kelas sambil mendengarkan gurumu, atau terlelap di tempat tidurmu. Kerak bumi melindungi kita dari panas itu. Allah sangat sayang pada kita karena Allah telah menciptakan kerak bumi yang cukup tebal untuk menjaga kita dari panas bumi secara langsung. Selain itu, Allah telah menciptakan atmosfer yang nyaman bagi kita. Allah juga memberikan kemampuan tumbuh-tumbuhan untuk memelihara keseimbangan oksigen dan karbon dioksida.
Struktur bumi dan kesetimbangan sempurna yang ada padanya membuktikan bahwa bumi ini dirancang secara khusus bagi manusia untuk hidup.
Dari atmosfer hingga geografisnya, dari jarak terhadap matahari hingga segala bentuk keseimbangan yang ada, bumi adalah planet khusus yang diciptakan untuk mendukung kehidupan. Ayo kita bandingkan bumi kita dengan akuarium. Akuarium menyediakan kondisi yang sesuai bagi ikan-ikan. Ada pengatur panas untuk menjaga suhu air, ada motor sirkulasi udara, dan pasir-pasir yang ditempatkan di dasarnya. Terdapat butiran khusus yang diletakkan dalam air, terdapat tutup pelindung akuarium, sistem penyaringan yang terus-menerus menyaring air, dan pemberian makan yang teratur,… Semuanya ini mendukung kehidupan ikan di dalam akuarium.
Meskipun demikian, ikan di akuarium itu tidak menyadari keberadaan lingkungan buatan ini. Mereka merasa hidup secara “alami” atau dalam lingkungan yang ada secara tiba-tiba. Mereka tidak menyadari bahwa seseorang telah menyediakan pengatur panas dan menyetel air atau memfungsikan motor ventilasi di dalam air. Mereka juga tidak tahu siapa yang menyediakan makanan yang secara tiba-tiba ada di permukaan air. Meski demikian, sumbernya jelas, pemilik aquarium menyediakan segala sesuatu yang diperlukan oleh ikan.
Jelasnya, hidup di bumi memerlukan sistem yang lebih rumit daripada kehidupan di dalam sebuah akuarium.
Manusia yang bijaksana tidak menghabiskan hidupnya tanpa kepedulian seperti halnya ikan dalam akuarium. Ia memahami bahwa bumi telah diciptakan baginya dan bumi memiliki Pencipta dan Pengatur. Pastilah Allah telah mengatur kesetimbangan yang sempurna ini dan mengaturnya hingga bumi bisa menjadi tempat bagi kehidupan. Manusia yang cerdas tentu ingin mengetahui Tuhan yang telah memberikan segala keberkahan hidup kepadanya dan mempelajari apa yang Allah inginkan darinya. Dalam Kitab yang Allah turunkan pada kita, Allah memberikan kita kesempatan untuk mengenalnya sekaligus mengetahui harapan-Nya pada kita.
Jelaslah, Allah membuat keseimbangan sempurna dan aturan yang membuat hidup di atas bumi menjadi mungkin. Allah berfirman dalam Alqur’an:
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh, supaya bumi itu tidak goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan pula di bumi itu jalan-jalan yang luas gar mereka mendapat petunjuk. Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara … (Surat al-Anbiya’: 31-32)
Allah merancang, menyeimbangkan, dan menyelaraskan setiap yang ada di bumi agar kita dapat hidup. Seseorang yang menyadari hal ini seharusnya percaya kepada Allah, menyadari kekuatan-Nya yang tak terbatas, dan mensyukuri segala hal yang telah Allah berikan kepadanya.
Sekarang, mari kita amati beberapa kesetimbangan yang telah Allah tetapkan pada planet kita dan menyaksikan Kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
Letak Bumi di Alam Semesta
Apa yang terjadi jika bumi kita berada sedikit lebih dekat dengan matahari? Jawabannya sudah jelas, karena siapapun tahu bahwa matahari itu sangat panas. Sesungguhnya, dengan panasnya yang tak terkira itu, kita tak akan memiliki atmosfer, tidak juga lautan dan samudera … Suhu bumi akan menjadi sangat tinggi yang menyebabkan menguapnya sebagian besar air di bumi. Ketika itu, tidak ada air yang tersisa di bumi. Bumi-pun akan sekering gurun pasir.
Sebagai contoh, pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa planet Venus lebih dekat dengan matahari daripada bumi. Oleh karenanya, suhu Venus lebih tinggi daripada Bumi. Bahkan suhu Venus bisa mencapai 475oC (885oF). Untuk menggambarkan betapa tingginya suhu ini, bayangkan saat kamu meletakkan air ke dalam pemanas, dan air itu mulai mendidih pada suhu 100°C (212°F).
Kini, mari kita coba berpikir sebaliknya. Apa yang terjadi jika bumi terletak lebih jauh dari matahari? Yang terjadi bumi kita akan lebih dingin. Kamu dapat membayangkan bahwa jika hal ini terjadi, sebagian besar wilayah di bumi akan membeku dan menjadi es. Permukaan bumi akan menjadi kering, tertutup es seperti planet Mars yang sedikit lebih jauh dari matahari dibandingkan bumi. Jadi ada dua kesimplan: Letak bumi kita sudah tepat di tempatnya. Menurutmu bagaimana ini bisa terjadi? Dapatkah bumi kita berada di tempatnya dengan tepat secara kebetulan? Tentu saja tidak. Bumi merupakan benda tak hidup yang tak memiliki kesadaran. Bumi tidak dapat menempatkan diri dengan sendirinya di tempat yang tepat atau berada di sana secara kebetulan. Tepatnya posisi bumi di tata surya merupakan bukti kesempurnaan ciptaan Allah.
Penemuan astronomi paling mutakhir menunjukkan arti penting keberadaan panet-planet bagi bumi. Contohnya, arti penting ukuran dan posisi Jupiter. Sebagai planet terbesar di dalam sistem, Jupiter menjadikan bumi stabil berada di orbitnya.
Jika planet dengan ukuran serupa tidak berada di posisi Jupiter, bumi akan menjadi sasaran meteor dan komet yang bertebaran di ruang angkasa. Berarti, Jupiter merupakan tameng pelindung bumi. Jika Jupiter ada di orbit yang lain, bumi kita, dan juga kita tak akan dapat hidup lama.
Orang bijak yang tahu mengenai hal ini, memahami bahwa tak satu pun di dunia ini yang diciptakan tanpa tujuan. Pemahaman ini digambarkan dalam Alqur’an sebagai berikut:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang hari, terdapat tanda-tanda kekuasaan bagi orang-orang yang berakal. (Surah Al ‘Imran: 190)
Maksud dari ayat itu, kita seharusnya berpikir atas penciptaan langit dan bumi. Apa yang telah kamu pelajari dalam buku ini menggambarkan penciptaan alam semesta oleh Allah. Ketika kamu memahami ilmu pengetahuan ini, kamu akan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai kekuatan Allah.
Bentuk Bumi Kita menurut Al Qur’an
Kita tahu bahwa bumi ini bulat. Dengan menggunakan teknologi, teramatilah bahwa bumi itu bulat berdasarkan photo bumi yang diambil dari ruang angkasa. Al Qur’an, yang diturunkan Allah 14 Abad yang lalu, mengandung pernyataan yang menjadikan ilmuwan Muslim memahami bahwa bumi itu bulat.
Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar. Dia menutupkan malam atas siang, dan menutupkan siang atas malam … (Surat Az-Zumar: 5)
“Takwir,” kata yang dipakai untuk “menutupkan” dalam bahasa Arab berarti “membungkus sesuatu yang bulat sebagai penutup.” Informasi yang diberikan dalam ayat tentang malam yang menutup siang dan sebaliknya, (takwir) juga memberi gambaran pada manusia untuk memandang bumi dengan bentuknya yang bulat.
Walau demikian, selama beberapa masa dipercaya bahwa bumi tidak bulat namun datar. Segala perhitungan dan penjelasan ilmiah yang mendasarinya adalah salah. Ketika manusia masih tak peduli dengan ruang angkasa mereka memegang teguh kepercayaan bahwa bumi berada diantara tanduk lembu jantan.
sekarang telah kita ketahui bahwa informasi yang baru dibuktikan secara ilmiah beberapa waktu lalu ternyata telah diisyaratkan oleh Allah dalam Al Qur’an sejak jauh hari. Hal ini adalah bukti jelas bahwa Al Qur’an adalah firman Allah, Sang Pencipta alam semesta dan Yang Maha Tahu atas segalanya.
Suhu Bumi
tahukah kamu berapa suhu rata-rata di ruang angkasa? -270°C (-455°F)! Mustahil ada kehidupan pada suhu serendah itu. Suhu bumi rata-rata adalah 15oC dan 20oC (60-70)oF. Suhu ini berbeda-beda untuk setiap lapisan atmosfir yang lebih tinggi.
Singkatnya, benua Afrika adalah daerah panas. Apa yang akan kamu katakan jika kami bertanya, “Dapatkah kamu membuat boneka salju di Afrika?” Kami tahu apa jawabanmu. Mungkin kalian akan menjawab, “Untuk membuat boneka salju kami perlu salju. Karena mustahil menemukan salju di daerah panas, maka tidak mungkin untuk membuat boneka salju.” Akan tetapi kamu salah, karena kamu dapat membuat boneka salju di Afrika kapan pun kamu suka, sekalipun kita sama-sama tahu disana sangatlah panas. Untuk melakukannya, kamu harus mendaki gunung Kilimanjaro, yang puncaknya merupakan titik tertinggi di benua tersebut. Puncak gunung yang sangat tinggi ini selalu tertutup salju. Karena, semakin ke atas suhu akan semakin dingin. Suhu udara akan mendekati -50°C (-58°F) pada lapisan atmosfer yang bernama “Stratosphere.” Makin ke atas lagi, cuaca menjadi panas kembali. Dengan perlindungan yang Allah berikan kepada kita, tidak ada perbedaan suhu yang terlalu jauh di bumi ini.
Pengaturan suhu tersebut terkait dengan jumlah panas yang dipancarkan matahari serta jarak antara bumi dan matahari. Dalam bab sebelumnya kita sedikit menyinggung hal ini. Kita akan membahas hal ini secara lebih terperinci. Berdasarkan perhitungan, jika matahari mengurangi 10 % pancaran energinya maka permukaan bumi akan tertutup oleh lapisan es hingga beberapa meter. Jika energi matahari naik sedikit saja, segala benda hidup akan hangus dan mati.
Kecepatan rotasi bumi juga membantu menjaga keseimbangan penyebaran suhu. Bumi berotasi penuh sekali setiap 24 jam. Karena itulah, pergantian malam dan siang sangatlah singkat. Karenanya, perbedaan suhu antara siang dan malam menjadi sangat kecil.
Sebagai contoh yang paling jelas dapat dilihat di planet Merkurius, disana siang hari akan berakhir setelah lebih dari setahun waktu bumi sehingga perbedaan suhu siang dan malam hampir 1,000°C (1,800°F).
Letak geografis juga membantu penyebaran panas di atas bumi secara merata. Perbedaan suhu antara daerah kutub dengan daerah katulistiwa adalah sekitar 100°C (212°F). Jika perbedaan suhu lebih besar dari itu, akibatnya adalah berhembusnya badai angin topan yang akan menghancurkan segala sesuatu.
Bahkan, bumi dipenuhi oleh penghalang geografis yang menghalangi hembusan udara yang kencang sehingga terjadi perbedaan suhu. Penghalang tersebut adalah deret pegunungan yang terbentang dari timur ke barat, dari Himalaya di China, berlanjut ke pegunungan Taurus di Anatolia dan pegunungan Alpen di Eropa.
Kita telah memperlajari bagaimana bumi menjaga da mengatur suhu bumi, meskipun di luar angkasa suhunya dapat mencapai -270°C (-455°F). Jika suhu bumi terlalu dingin atau terlalu panas, maka akan sangat merugikan bagi manusia sehingga kita tak dapat bertahan hidup. Oleh karenanya, suhu yang sedang ini merupakan rahmat dari Allah. Karena itulah, seharusnya kita bersyukur kepada Allah, yang telah menyiapkan kondisi yang sangat nyaman untuk kita tinggali. Hal ini penting untuk dicamkan dalam pikiran kita.
Seberapa besarkah bumi kita dan bagaimana Allah menjaga bumi kita dari benda-benda langit lainnya?
Jawabannya terdapat di bagian berikutnya dari buku ini…
Bentuk Bumi dan Perlindungan Terhadap Benda Langit
Sebagaimana yang kamu ingat pada bab awal, kita telah menyebutkan berbagai macam ukuran planet.
Sekarang mari kita bandingkan ukuran bumi kita dengan planet lain. Kita mulai dengan membuat perbandingan berikut ini; bayangkan bahwa bumi kita adalah sebutir kacang polong. Dalam hal ini, Merkurius dapat dianggap sebagai sebutir biji wijen, Venus adalah kacang polong seperti bumi kita, Mars adalah biji semangka, Jupiter sebuah jeruk, Saturnus jeruk keprok, Uranus dan Neptunus buah cherry dan Pluto adalah biji wijen. Secara terpisah, matahari akan menjadi sebuah bola besar, lebih besar daripada bola basket dibanding kacang polong.
Apakah perbandingan ukuran bumi dengan planet lain ini merupakan “kebetulan”? Atau mungkin terdapat “kesengajaan”?
Jika kita amati ukuran bumi, kita dapat dengan mudah mengatakan bahwa bumi dirancang untuk memiliki ukuran seperti sekarang..
Jika bumi sedikit lebih kecil, gravitasi akan melemah, sehingga tidak mampu untuk mengikat atmosfer yang mengelilinginya. Tanpa atmosfer, bumi akan rentan terhadap meteor serta radiasi berbahaya dari angkasa. Terlebih lagi, kekurangan oksigen akan merupakan akhir kehidupan. Jika bumi lebih besar, gaya tarik gravitasi akan meningkat, kemudian mengubah atmosfer menjadi campuran mematikan karena ia akan menyimpan berbagai gas beracun.
Berkaitan dengan massanya, interior bumi juga didesain secara khusus. Lapisan-lapisan di dalam intinya bergerak saling mengelilingi satu sama lain, gerakan ini menimbulkan adanya medan magnet yang berperan penting untuk melindungi kehidupan. Medan magnet yang meliputi wilayah yang jauh berada diatas permukaan bumi turut melindungi bumi dari efek radiasi berbahaya dari angkasa luar.
Penemuan ilmiah lain menunjukkan bahwa alam semesta tidak dibiarkan begitu saja. Allah, Tuhan Alam semesta Yang Maha Pencipta, mengendalikan seluruh alam semesta, menciptakan serta mengatur galaksi-galaksi, bintang-bintang, dan planet-planet di bawah kekuatan-Nya.
Planet biru tempat kita hidup diciptakan Allah secara khusus. Dalam Alqur’an Allah menggambarkan penciptaan yang mengagumkan ini dalam ayat ke-2 surat Al-Furqon, … Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan sia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. Barangkali ini pernyataan yang sederhana untuk mengungkapkan berbagai ayat Alqur’an mengenai alam semesta, bahwa pada planet ini, Allah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia.
BUMI KITA YANG SANGAT SEIMBANG
Hingga abad ke-16, sekitar 500 tahun yang lalu, meskipun beberapa orang Yunani telah memiliki gagasan mengenai hal ini, pada umumnya orang belum tahu kalau bumi adalah planet. Pengamatan di masa itu membantu orang untuk mengetahuinya. Pada abad ke-20, manusia meyakini tentang lokasi bumi di Tata Surya. Bumi adalah planet ketiga dari matahari, dan planet terbesar kelima.
Para Ilmuwan percaya bahwa Bumi memiliki inti besi dengan suhu 7,500oC (13,500oF). Suhu ini bahkan lebih panas daripada permukaan matahari. Namun karena kamu tidak pernah merasakan sedikit pun panas yang luar biasa itu, kamu dapat duduk tenang di kelas sambil mendengarkan gurumu, atau terlelap di tempat tidurmu. Kerak bumi melindungi kita dari panas itu. Allah sangat sayang pada kita karena Allah telah menciptakan kerak bumi yang cukup tebal untuk menjaga kita dari panas bumi secara langsung. Selain itu, Allah telah menciptakan atmosfer yang nyaman bagi kita. Allah juga memberikan kemampuan tumbuh-tumbuhan untuk memelihara keseimbangan oksigen dan karbon dioksida.
Struktur bumi dan kesetimbangan sempurna yang ada padanya membuktikan bahwa bumi ini dirancang secara khusus bagi manusia untuk hidup.
Dari atmosfer hingga geografisnya, dari jarak terhadap matahari hingga segala bentuk keseimbangan yang ada, bumi adalah planet khusus yang diciptakan untuk mendukung kehidupan. Ayo kita bandingkan bumi kita dengan akuarium. Akuarium menyediakan kondisi yang sesuai bagi ikan-ikan. Ada pengatur panas untuk menjaga suhu air, ada motor sirkulasi udara, dan pasir-pasir yang ditempatkan di dasarnya. Terdapat butiran khusus yang diletakkan dalam air, terdapat tutup pelindung akuarium, sistem penyaringan yang terus-menerus menyaring air, dan pemberian makan yang teratur,… Semuanya ini mendukung kehidupan ikan di dalam akuarium.
Meskipun demikian, ikan di akuarium itu tidak menyadari keberadaan lingkungan buatan ini. Mereka merasa hidup secara “alami” atau dalam lingkungan yang ada secara tiba-tiba. Mereka tidak menyadari bahwa seseorang telah menyediakan pengatur panas dan menyetel air atau memfungsikan motor ventilasi di dalam air. Mereka juga tidak tahu siapa yang menyediakan makanan yang secara tiba-tiba ada di permukaan air. Meski demikian, sumbernya jelas, pemilik aquarium menyediakan segala sesuatu yang diperlukan oleh ikan.
Jelasnya, hidup di bumi memerlukan sistem yang lebih rumit daripada kehidupan di dalam sebuah akuarium.
Manusia yang bijaksana tidak menghabiskan hidupnya tanpa kepedulian seperti halnya ikan dalam akuarium. Ia memahami bahwa bumi telah diciptakan baginya dan bumi memiliki Pencipta dan Pengatur. Pastilah Allah telah mengatur kesetimbangan yang sempurna ini dan mengaturnya hingga bumi bisa menjadi tempat bagi kehidupan. Manusia yang cerdas tentu ingin mengetahui Tuhan yang telah memberikan segala keberkahan hidup kepadanya dan mempelajari apa yang Allah inginkan darinya. Dalam Kitab yang Allah turunkan pada kita, Allah memberikan kita kesempatan untuk mengenalnya sekaligus mengetahui harapan-Nya pada kita.
Jelaslah, Allah membuat keseimbangan sempurna dan aturan yang membuat hidup di atas bumi menjadi mungkin. Allah berfirman dalam Alqur’an:
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh, supaya bumi itu tidak goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan pula di bumi itu jalan-jalan yang luas gar mereka mendapat petunjuk. Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara … (Surat al-Anbiya’: 31-32)
Allah merancang, menyeimbangkan, dan menyelaraskan setiap yang ada di bumi agar kita dapat hidup. Seseorang yang menyadari hal ini seharusnya percaya kepada Allah, menyadari kekuatan-Nya yang tak terbatas, dan mensyukuri segala hal yang telah Allah berikan kepadanya.
Sekarang, mari kita amati beberapa kesetimbangan yang telah Allah tetapkan pada planet kita dan menyaksikan Kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
Letak Bumi di Alam Semesta
Apa yang terjadi jika bumi kita berada sedikit lebih dekat dengan matahari? Jawabannya sudah jelas, karena siapapun tahu bahwa matahari itu sangat panas. Sesungguhnya, dengan panasnya yang tak terkira itu, kita tak akan memiliki atmosfer, tidak juga lautan dan samudera … Suhu bumi akan menjadi sangat tinggi yang menyebabkan menguapnya sebagian besar air di bumi. Ketika itu, tidak ada air yang tersisa di bumi. Bumi-pun akan sekering gurun pasir.
Sebagai contoh, pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa planet Venus lebih dekat dengan matahari daripada bumi. Oleh karenanya, suhu Venus lebih tinggi daripada Bumi. Bahkan suhu Venus bisa mencapai 475oC (885oF). Untuk menggambarkan betapa tingginya suhu ini, bayangkan saat kamu meletakkan air ke dalam pemanas, dan air itu mulai mendidih pada suhu 100°C (212°F).
Kini, mari kita coba berpikir sebaliknya. Apa yang terjadi jika bumi terletak lebih jauh dari matahari? Yang terjadi bumi kita akan lebih dingin. Kamu dapat membayangkan bahwa jika hal ini terjadi, sebagian besar wilayah di bumi akan membeku dan menjadi es. Permukaan bumi akan menjadi kering, tertutup es seperti planet Mars yang sedikit lebih jauh dari matahari dibandingkan bumi. Jadi ada dua kesimplan: Letak bumi kita sudah tepat di tempatnya. Menurutmu bagaimana ini bisa terjadi? Dapatkah bumi kita berada di tempatnya dengan tepat secara kebetulan? Tentu saja tidak. Bumi merupakan benda tak hidup yang tak memiliki kesadaran. Bumi tidak dapat menempatkan diri dengan sendirinya di tempat yang tepat atau berada di sana secara kebetulan. Tepatnya posisi bumi di tata surya merupakan bukti kesempurnaan ciptaan Allah.
Penemuan astronomi paling mutakhir menunjukkan arti penting keberadaan panet-planet bagi bumi. Contohnya, arti penting ukuran dan posisi Jupiter. Sebagai planet terbesar di dalam sistem, Jupiter menjadikan bumi stabil berada di orbitnya.
Jika planet dengan ukuran serupa tidak berada di posisi Jupiter, bumi akan menjadi sasaran meteor dan komet yang bertebaran di ruang angkasa. Berarti, Jupiter merupakan tameng pelindung bumi. Jika Jupiter ada di orbit yang lain, bumi kita, dan juga kita tak akan dapat hidup lama.
Orang bijak yang tahu mengenai hal ini, memahami bahwa tak satu pun di dunia ini yang diciptakan tanpa tujuan. Pemahaman ini digambarkan dalam Alqur’an sebagai berikut:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang hari, terdapat tanda-tanda kekuasaan bagi orang-orang yang berakal. (Surah Al ‘Imran: 190)
Maksud dari ayat itu, kita seharusnya berpikir atas penciptaan langit dan bumi. Apa yang telah kamu pelajari dalam buku ini menggambarkan penciptaan alam semesta oleh Allah. Ketika kamu memahami ilmu pengetahuan ini, kamu akan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai kekuatan Allah.
Bentuk Bumi Kita menurut Al Qur’an
Kita tahu bahwa bumi ini bulat. Dengan menggunakan teknologi, teramatilah bahwa bumi itu bulat berdasarkan photo bumi yang diambil dari ruang angkasa. Al Qur’an, yang diturunkan Allah 14 Abad yang lalu, mengandung pernyataan yang menjadikan ilmuwan Muslim memahami bahwa bumi itu bulat.
Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar. Dia menutupkan malam atas siang, dan menutupkan siang atas malam … (Surat Az-Zumar: 5)
“Takwir,” kata yang dipakai untuk “menutupkan” dalam bahasa Arab berarti “membungkus sesuatu yang bulat sebagai penutup.” Informasi yang diberikan dalam ayat tentang malam yang menutup siang dan sebaliknya, (takwir) juga memberi gambaran pada manusia untuk memandang bumi dengan bentuknya yang bulat.
Walau demikian, selama beberapa masa dipercaya bahwa bumi tidak bulat namun datar. Segala perhitungan dan penjelasan ilmiah yang mendasarinya adalah salah. Ketika manusia masih tak peduli dengan ruang angkasa mereka memegang teguh kepercayaan bahwa bumi berada diantara tanduk lembu jantan.
sekarang telah kita ketahui bahwa informasi yang baru dibuktikan secara ilmiah beberapa waktu lalu ternyata telah diisyaratkan oleh Allah dalam Al Qur’an sejak jauh hari. Hal ini adalah bukti jelas bahwa Al Qur’an adalah firman Allah, Sang Pencipta alam semesta dan Yang Maha Tahu atas segalanya.
Suhu Bumi
tahukah kamu berapa suhu rata-rata di ruang angkasa? -270°C (-455°F)! Mustahil ada kehidupan pada suhu serendah itu. Suhu bumi rata-rata adalah 15oC dan 20oC (60-70)oF. Suhu ini berbeda-beda untuk setiap lapisan atmosfir yang lebih tinggi.
Singkatnya, benua Afrika adalah daerah panas. Apa yang akan kamu katakan jika kami bertanya, “Dapatkah kamu membuat boneka salju di Afrika?” Kami tahu apa jawabanmu. Mungkin kalian akan menjawab, “Untuk membuat boneka salju kami perlu salju. Karena mustahil menemukan salju di daerah panas, maka tidak mungkin untuk membuat boneka salju.” Akan tetapi kamu salah, karena kamu dapat membuat boneka salju di Afrika kapan pun kamu suka, sekalipun kita sama-sama tahu disana sangatlah panas. Untuk melakukannya, kamu harus mendaki gunung Kilimanjaro, yang puncaknya merupakan titik tertinggi di benua tersebut. Puncak gunung yang sangat tinggi ini selalu tertutup salju. Karena, semakin ke atas suhu akan semakin dingin. Suhu udara akan mendekati -50°C (-58°F) pada lapisan atmosfer yang bernama “Stratosphere.” Makin ke atas lagi, cuaca menjadi panas kembali. Dengan perlindungan yang Allah berikan kepada kita, tidak ada perbedaan suhu yang terlalu jauh di bumi ini.
Pengaturan suhu tersebut terkait dengan jumlah panas yang dipancarkan matahari serta jarak antara bumi dan matahari. Dalam bab sebelumnya kita sedikit menyinggung hal ini. Kita akan membahas hal ini secara lebih terperinci. Berdasarkan perhitungan, jika matahari mengurangi 10 % pancaran energinya maka permukaan bumi akan tertutup oleh lapisan es hingga beberapa meter. Jika energi matahari naik sedikit saja, segala benda hidup akan hangus dan mati.
Kecepatan rotasi bumi juga membantu menjaga keseimbangan penyebaran suhu. Bumi berotasi penuh sekali setiap 24 jam. Karena itulah, pergantian malam dan siang sangatlah singkat. Karenanya, perbedaan suhu antara siang dan malam menjadi sangat kecil.
Sebagai contoh yang paling jelas dapat dilihat di planet Merkurius, disana siang hari akan berakhir setelah lebih dari setahun waktu bumi sehingga perbedaan suhu siang dan malam hampir 1,000°C (1,800°F).
Letak geografis juga membantu penyebaran panas di atas bumi secara merata. Perbedaan suhu antara daerah kutub dengan daerah katulistiwa adalah sekitar 100°C (212°F). Jika perbedaan suhu lebih besar dari itu, akibatnya adalah berhembusnya badai angin topan yang akan menghancurkan segala sesuatu.
Bahkan, bumi dipenuhi oleh penghalang geografis yang menghalangi hembusan udara yang kencang sehingga terjadi perbedaan suhu. Penghalang tersebut adalah deret pegunungan yang terbentang dari timur ke barat, dari Himalaya di China, berlanjut ke pegunungan Taurus di Anatolia dan pegunungan Alpen di Eropa.
Kita telah memperlajari bagaimana bumi menjaga da mengatur suhu bumi, meskipun di luar angkasa suhunya dapat mencapai -270°C (-455°F). Jika suhu bumi terlalu dingin atau terlalu panas, maka akan sangat merugikan bagi manusia sehingga kita tak dapat bertahan hidup. Oleh karenanya, suhu yang sedang ini merupakan rahmat dari Allah. Karena itulah, seharusnya kita bersyukur kepada Allah, yang telah menyiapkan kondisi yang sangat nyaman untuk kita tinggali. Hal ini penting untuk dicamkan dalam pikiran kita.
Seberapa besarkah bumi kita dan bagaimana Allah menjaga bumi kita dari benda-benda langit lainnya?
Jawabannya terdapat di bagian berikutnya dari buku ini…
Bentuk Bumi dan Perlindungan Terhadap Benda Langit
Sebagaimana yang kamu ingat pada bab awal, kita telah menyebutkan berbagai macam ukuran planet.
Sekarang mari kita bandingkan ukuran bumi kita dengan planet lain. Kita mulai dengan membuat perbandingan berikut ini; bayangkan bahwa bumi kita adalah sebutir kacang polong. Dalam hal ini, Merkurius dapat dianggap sebagai sebutir biji wijen, Venus adalah kacang polong seperti bumi kita, Mars adalah biji semangka, Jupiter sebuah jeruk, Saturnus jeruk keprok, Uranus dan Neptunus buah cherry dan Pluto adalah biji wijen. Secara terpisah, matahari akan menjadi sebuah bola besar, lebih besar daripada bola basket dibanding kacang polong.
Apakah perbandingan ukuran bumi dengan planet lain ini merupakan “kebetulan”? Atau mungkin terdapat “kesengajaan”?
Jika kita amati ukuran bumi, kita dapat dengan mudah mengatakan bahwa bumi dirancang untuk memiliki ukuran seperti sekarang..
Jika bumi sedikit lebih kecil, gravitasi akan melemah, sehingga tidak mampu untuk mengikat atmosfer yang mengelilinginya. Tanpa atmosfer, bumi akan rentan terhadap meteor serta radiasi berbahaya dari angkasa. Terlebih lagi, kekurangan oksigen akan merupakan akhir kehidupan. Jika bumi lebih besar, gaya tarik gravitasi akan meningkat, kemudian mengubah atmosfer menjadi campuran mematikan karena ia akan menyimpan berbagai gas beracun.
Berkaitan dengan massanya, interior bumi juga didesain secara khusus. Lapisan-lapisan di dalam intinya bergerak saling mengelilingi satu sama lain, gerakan ini menimbulkan adanya medan magnet yang berperan penting untuk melindungi kehidupan. Medan magnet yang meliputi wilayah yang jauh berada diatas permukaan bumi turut melindungi bumi dari efek radiasi berbahaya dari angkasa luar.
Penemuan ilmiah lain menunjukkan bahwa alam semesta tidak dibiarkan begitu saja. Allah, Tuhan Alam semesta Yang Maha Pencipta, mengendalikan seluruh alam semesta, menciptakan serta mengatur galaksi-galaksi, bintang-bintang, dan planet-planet di bawah kekuatan-Nya.
Planet biru tempat kita hidup diciptakan Allah secara khusus. Dalam Alqur’an Allah menggambarkan penciptaan yang mengagumkan ini dalam ayat ke-2 surat Al-Furqon, … Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan sia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. Barangkali ini pernyataan yang sederhana untuk mengungkapkan berbagai ayat Alqur’an mengenai alam semesta, bahwa pada planet ini, Allah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia.
Dari sekarang kita akan mulai menjelajahi Bumi. Pertama, marilah kita pahami alasan mengapa Allah menciptakan laut dan samudera, serta mempelajari manfaatnya bagi kita.
Lautan dan Samudera
71% permukaan bumi tertutup oleh air. Bumi adalah satu-satunya planet yang airnya berbentuk cair. Air berkumpul dalam kubangan raksasa membentuk lautan, yang sangat penting bagi kehidupan.
Sebagai contoh, air mencegah terjadinya perubahan suhu yang tiba-tiba sehingga membantu makhluk hidup untuk berada dalam suhu yang stabil. Air juga membuat iklim menjadi ramah. Bahkan, laut membentuk pantai melalui erosi dan korosi. Tak satu planet pun memiliki sistem demikian.
Terlebih lagi, lautan menawarkan berbagai macam ikan dan makanan bagi kita. Memakan makanan laut yang lezat, berenang di laut, dan bepergian dengan kapal merupakan rahmat yang Allah berikan kepada kita.
Allah telah menciptakan segala sesuatu yang kita butuhkan dengan sangat sempurna. Tentu saja, di luar hal-hal yang indah tadi, terdapat juga hal-hal yang berbahaya, seperti gunung berapi yang kadang-kadang meletus, meskipun nampaknya mereka diam. Kini, kita akan mengalihkan perhatian pada gunung-gunung api ini.
Gunung-Gunung yang Memuntahkan Magma
Karena magma atau lelehan batu, terdapat cairan di bawah kerak bumi yang sesekali dapat keluar melalui retakan kerak bumi dan meletus dengan kencang. Kejadian menakutkan ini disebut letusan gunung berapi.
Seringkali bersamaan dengan ledakan dahsyat, gunung berapi memancarkan berton-ton debu dan asap ke atmosfer. Letusan ini membentuk awan raksasa yang gelap di langit. Selanjutnya magma mulai mengalir di muka bumi, menyapu hutan dan kota yang dilaluinya.
Magma yang mengalir dari dalam gunung berapi ke muka bumi disebut “lava”. Suatu waktu, lava membeku di atas muka bumi dan menjadi batu. Sepanjang sejarah, banyak kota hancur karena bencana ini. Misalnya, pada abad pertama Masehi, ledakan gunung berapi telah menghancurkan kota Pompeii, sebuah kota makmur sejahtera jaman Romawi, dari muka bumi. Kejadiannya sangat mengejutkan sehingga orang-orang tewas tanpa sempat menyelamatkan diri. Lava dengan cepat mencapai kota Pompeii dan menutup seluruh kota, menyebabkan seluruh penduduk kota tewas.
Tak ada yang tersisa, penduduk Pompeii yang terkenal biadab serta durhaka pada perintah Allah, hancur seketika. Kejadian atas mereka digambarkan dalam Al Qur’an sebagai berikut:
…Kami timpakan kepada mereka hujan batu dan kerikil; dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yag mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang kami tenggelamkan … (Surat al-’Ankabut: 40)
Lautan dan Samudera
71% permukaan bumi tertutup oleh air. Bumi adalah satu-satunya planet yang airnya berbentuk cair. Air berkumpul dalam kubangan raksasa membentuk lautan, yang sangat penting bagi kehidupan.
Sebagai contoh, air mencegah terjadinya perubahan suhu yang tiba-tiba sehingga membantu makhluk hidup untuk berada dalam suhu yang stabil. Air juga membuat iklim menjadi ramah. Bahkan, laut membentuk pantai melalui erosi dan korosi. Tak satu planet pun memiliki sistem demikian.
Terlebih lagi, lautan menawarkan berbagai macam ikan dan makanan bagi kita. Memakan makanan laut yang lezat, berenang di laut, dan bepergian dengan kapal merupakan rahmat yang Allah berikan kepada kita.
Allah telah menciptakan segala sesuatu yang kita butuhkan dengan sangat sempurna. Tentu saja, di luar hal-hal yang indah tadi, terdapat juga hal-hal yang berbahaya, seperti gunung berapi yang kadang-kadang meletus, meskipun nampaknya mereka diam. Kini, kita akan mengalihkan perhatian pada gunung-gunung api ini.
Gunung-Gunung yang Memuntahkan Magma
Karena magma atau lelehan batu, terdapat cairan di bawah kerak bumi yang sesekali dapat keluar melalui retakan kerak bumi dan meletus dengan kencang. Kejadian menakutkan ini disebut letusan gunung berapi.
Seringkali bersamaan dengan ledakan dahsyat, gunung berapi memancarkan berton-ton debu dan asap ke atmosfer. Letusan ini membentuk awan raksasa yang gelap di langit. Selanjutnya magma mulai mengalir di muka bumi, menyapu hutan dan kota yang dilaluinya.
Magma yang mengalir dari dalam gunung berapi ke muka bumi disebut “lava”. Suatu waktu, lava membeku di atas muka bumi dan menjadi batu. Sepanjang sejarah, banyak kota hancur karena bencana ini. Misalnya, pada abad pertama Masehi, ledakan gunung berapi telah menghancurkan kota Pompeii, sebuah kota makmur sejahtera jaman Romawi, dari muka bumi. Kejadiannya sangat mengejutkan sehingga orang-orang tewas tanpa sempat menyelamatkan diri. Lava dengan cepat mencapai kota Pompeii dan menutup seluruh kota, menyebabkan seluruh penduduk kota tewas.
Tak ada yang tersisa, penduduk Pompeii yang terkenal biadab serta durhaka pada perintah Allah, hancur seketika. Kejadian atas mereka digambarkan dalam Al Qur’an sebagai berikut:
…Kami timpakan kepada mereka hujan batu dan kerikil; dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yag mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang kami tenggelamkan … (Surat al-’Ankabut: 40)
Ayat ini menandakan bahwa Allah memiliki kekuatan atas segala sesuatu, Allah dapat menghancurkan segala sesuatu kapan pun Allah mau. Tak seorang pun dapat selamat dari hukuman-Nya. Namun, Allah juga sangat mengasihi dan Maha Pengampun bagi hamba-hamba-Nya. Dalam keseluruhan buku ini, kita telah menyaksikan bukti Kasih Sayang Allah yang tiada batas. Bahwa letusan gunung berapi yang hanya terjadi sesekali merupakan Rahmat Allah juga, jika kita dapat mengambil pelajaran darinya.
ATMOSFER
Pernahkah kamu perhatikan apa saja yang terdapat di langit ketika kamu melihatnya? Tentu kamu semua ingin mengetahuinya. Sekarang ayo kita amati langit tersebut!
Lapisan udara yang mengelilingi bumi dinamakan “Atmosfer”. Atmosfer memiliki tujuh lapisan. Setiap lapisan memiliki susunan gas-gas yang berbeda, semua berada dalam keselarasan yang sempurna antara satu dengan lainnya.
Dalam Al Qur’an Allah menyatakan bahwa Dia menyusun langit dalam tujuh lapisan.
dan Dia menjadikan tujuh langit dalam dua masa … (Surah Fushilat: 12)
Kata “samaa” yang dipakai dalam beberapa ayat Al Qur’an juga diartikan sebagai “langit”. Ia juga dianggap mengacu pada lapisan ruang angkasa seperti halnya pada langit bumi. Jika makna digunakan makna yang kedua, maka ayat tersebut menyatakan bahwa Atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Tentu saja, ayat ini dapat memiliki makna lain, menariknya adalah ketika kita mempelajari langit, kita temukan bahwa langit terdiri atas tujuh lapisan:
- Troposphere: merupakan lapisan terdekat dengan permukaan bumi. Ketebalan lapisan ini bervariasi tergantung pada iklim. Semakin tinggi dari permukaan maka suhunya akan semakin turun, pada ketinggian maksimal suhunya antara -51°C (-60°F) dan -79°C (-110°F).
- Stratosfer: merupakan lapisan di atas troposfer. Semakin ke atas suhupun akan meningkat.
- Mesosfer: lapisan di atas stratosfer. Disini suhu udara turun hingga mencapai -73°C (-100°F).
- Thermosfer: merupakan lapisan di atas Mesosphere. Suhunya meningkat dengan perlahan. Perbedaan suhu antara malam dan siang hari lebih dari 100°C (212°F).
- Exosfer: lapisan yang dimulai dari ketinggian 500 kilometer (310 mil) diatas muka bumi.
- Ionosfer: gas dalam wilayah ini ditemukan dalam bentuk ion. Gas-gas yang terionisasi inilah yang menjadi nama dari lapisan ini.
- Magnetosfer: Karena medan magnetik bumi terdapat pada lapisan ini, maka ia dinamai Magnetosfer. Lapisan ini, berfungsi seperti perisai dan terletak antara 3,000 sampai 30,000 kilometer (1,850 sampai 18,500 mil) diatas permukaan bumi. Seperti penjelasan sebelumnya, wilayah ini, yang melindungi bumi dari radiasi yang berasal dari antariksa, disebut Sabuk Van Allen.
Untuk memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya Atmosfer bagi kita, ayo kita lihat planet-planet lain. Anggaplah sekarang kita berada di Merkurius. Planet tersebut tidak memiliki atmosfer. Bagaimanapun, Atmosfer sangat penting artinya bagi kita. Hingga sejauh ini, kita telah menyampaikan pentingnya gas-gas dalam Atmosfer, seperti oksigen, atau sifat Atmosfer yang melindungi bumi. Namun, ternyata bobot Atmosfer juga sangat penting bagi kehidupan manusia.
Atmosfer terbuat dari udara yang ringan.
Hal ini tidak berarti bahwa Atmosfer tidak berbobot. Sebenarnya, lapisan-lapisan udara yang tebalnya berkilo-kilo meter di atas kita ini sangatlah berat.
Menurut penelitian, Atmosfer menekan setiap orang hingga berton-ton beratnya. Hal ini dinamakan “tekanan udara”. Sekarang mungkin kamu akan bertanya, ”Terus, bagaimana bisa kita tidak terhimpit?” Kita tidak terhimpit olehnya karena tubuh kita memiliki kekuatan untuk menahan bobot Atmosfer. Kita tak akan berfungsi bahkan tak akan ada dalam lingkungan yang memiliki tekanan udara lebih rendah. Itulah mengapa, tanpa tekanan ini, darah yang bersirkulasi dengan cepat dalam tubuh kita akan berusaha menekan dengan hebat pembuluh darah kita. Tanpa keseimbangan oleh tekanan atmospheric ini, pembuluh darah kita akan pecah karena tekanan darah yang tinggi.
Karena itulah, manusia tidak mungkin hidup di lingkunganseperti yang terdapat di planet Merkurius, yang tak memiliki Atmosfer.
Planet Venus memiliki atmosfer. Karena tekanan di atas Venus 90 kali lebih besar daripada tekanan Atmosfer bumi, maka ia tidak akan sesuai untuk kehidupan manusia. Dengan demikian, kita mengerti bahwa tak satu pun kehidupan ada di planet Venus karena dengan tekanan udara yang besar sekali semua makhluk hidup akan musnah.
Mari kita ingat kembali hal penting yang sudah kita ketahui: Atmosfer sangat penting untuk kehidupan di bumi. Atmosfer sangat banyak manfaatnya, salah satunya telah dijelaskan di atas. Coba diingat, satu diantara adalah arti penting gas yang membentuk Atmosfer bagi kehidupan manusia. Jika Atmosfer tidak ada, makhluk hidup tak akan dapat bernapas, sehingga tak akan ada kehidupan di atas bumi.
Fungsi Atmosfer yang lain adalah melindungi bumi kita dari serangan yang berasal dari luar angkasa, misalnya meteor. Atmosfer mencegah meteor jatuh menimpa bumi, dan menimbukan bahaya.
Atmosfer juga menghalangi radiasi berbahaya dari ruang angkasa. Dengan Atmosfer ini, hanya 7 % radiasi berbahaya yang dapat sampai di bumi. Di sini terdapat satu hal yang layak kita perhatikan: Radiasi yang mampu menyokong kehidupan di muka bumi hanyalah radiasi yang diterima oleh bumi. Dan ingatlah, bahwa jarak bumi dan matahari adalah tepat, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat.
dapatkah Atmosfer yang sangat penting bagi kehidupan kita, terbentuk dengan sendirinya secara kebetulan?
Perumpamaan berikut ini akan menunjukkan bahwa hal ini tidak mungkin terjadi: pikirkanlah sebuah kue manis yang lezat. Siapa yang memberi kue-kue ini rasa yang lezat? Tak diragukan, kue-kue ini begitu lezat karena ibumu menambahkan sejumlah bumbu-bumbu dalam tepung, membuat adonan dengan tepat, dan memanggangnya pada suhu yang tepat pula. Akankah kamu percaya jika ada orang yang mengatakan, “Kamu tak usah meminta ibumu membuat kue lezat itu, kue-kue itu dapat terbentuk dengan sendirinya”? Tentu saja kamu mengatakan itu adalah bohong besar. Jadi, dapatkah Atmosfer yang menyelimuti bumi ini muncul sendiri? Kita telah tahu bahwa hal ini mustahil terjadi.
Setiap orang yang mengetahui semua ini mungkin akan berkata seperti berikut, ketika menatap langit, “Jika Allah tidak menciptakan Atmosfer, tak akan mungkin kita hidup di dunia. “ Atau, ia akan berpikir sendiri, “Allah adalah kekuatan yang Agung. Jika tuhan kita tidak menjaga bumi ini, meteor-meteor raksasa akan menimpa bumi dan menghancurkannya.” Kamu dapat merenungkan segala informasi yang kamu pelajari dengan cara yang sama. Yang demikian itu akan menjadi jalan untuk menunjukkan kebesaran Allah.
Atmosfer yang Tepat Untuk Hidup
Atmosfer bumi juga dilengkapi dengan berbagai sifat yang penting untuk kehidupan. Mari kita gambarkan struktur khusus yang dimiliki Atmosfer kita.
Atmosfer terdiri atas 77% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% karbon dioksida, argon, dan gas-gas lainnya. Sekarang kita cermati oksigen terlebih dahulu.
Oksigen sangatlah penting bagi kehidupan, selama energi yang diperlukan untuk hidup didapat melalui proses kimiawi yang melibatkan oksigen dalam jumlah tertentu. Itulah mengapa kita selalu memerlukan oksigen, dan bernafas adalah untuk mengambil oksigen yang dibutuhkan.
Jumlah oksigen dalam Atmosfer sangat tepat. Jika jumlahnya menjadi 22% dari yang seharusnya yaitu 21%, satu kilatan petir saja sudah cukup untuk membakar seluruh hutan. Jika jumlahnya menjadi 25%, api yang besar akan membakar bumi, karena oksigen adalah gas yang mudah terbakar.
Pertanyaan berikut ini barangkali ada dalam pikiranmu: apa jadinya jika semua oksigen di Atmosfer habis? Dengan tingkat polusi yang tinggi dalam seabad terakhir, hal ini belum menjadi ancaman, karena lebih dari 80% oksigen diproduksi terus-menerus di atas bumi oleh organisme mikroskopis di lautan. Bahkan, jika seluruh hutan habis, akan masih ada oksigen di Atmosfer.
Suatu sistem yang sempurna telah memelihara kandungan oksigen di Atmosfer. Hal ini dinamakan sistem daur ulang. Binatang dan manusia menggunakan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Sedangkan tumbuh-tumbuhan, menyerap karbon dioksida serta mengeluarkan oksigen. Mereka memelihara keberlangsungan hidup dengan mengubah kembali karbon dioksida menjadi oksigen. Setiap hari, milyaran ton oksigen dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan dan dilepaskan ke Atmosfer.
Satu hal penting disebutkan di sini. Mengapa hanya tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan oksigen? Tidakkah hidup akan lebih mudah jika semua makhluk hidup menghasilkan oksigen sendiri?
Hal itu tidak benar! Hidup tidak akan lebih mudah. Bahkan sebaliknya, jika binatang dan manusia juga menghasilkan oksigen, jumlah oksigen akan meningkat, sehingga Atmosfer akan mudah terbakar dalam sekejap. Akibatnya, percikan api kecil saja dapat menyebabkan kebakaran yang besar.
Lain halnya, jika semua makhluk hidup, juga tumbuh-tumbuhan menghasilkan karbon dioksida, oksigen dalam Atmosfer akan dengan cepat menipis, maka makhluk hidup akan mati sesak, karena bila ini terjadi maka tidak akan ada oksigen untuk bernapas.
Sebagaimana kamu lihat, selain melindungi kita, Atmosfer juga menyediakan oksigen bagi kita untuk bernapas. Allah telah menciptakan sistem yang saling berkaitan untuk menjaga kestabilan jumlah oksigen. Adalah Allah, yang telah menciptakan berbagai keseimbangan yang rumit. Sangat mudah bagi Allah untuk melakukannya.
Ingatlah selalu bahwa setiap kemudahan dalam hirupan nafas, adalah alasan untuk bersyukur kepada Allah. Karena, jika Allah tidak melakukannya, maka tak akan ada Atmosfer, dan juga tak ada oksigen.
Awan yang Bergantungan
Ketika kita menatap langit, kita lihat ada awan kelabu atau awan putih, yang nampak seperti gumpalan kapas. Kadang-kadang kita berpikir awan-awan itu mirip dengan benda-benda lain, bukan? Pernahkah kamu berpikir bagaimana awan menjadi ada? Kini, mari kita lihat bagaimana awan bisa terjadi?
Setiap hari, panas matahari menyebabkan air di muka bumi menguap. Di udara bentuk air seperti ini disebuat “uap air”. Semakin kebawah udara semakin hangat. Suhu udara meningkat, dan dalam perjalannya udara membawa uap air ke atas. Pada ketinggian tertentu, uap air dalam udara yang panas bercampur dengan udara yang dingin, dan berubah menjadi butiran-butiran air dan membentuk awan.
Air yang menguap dari laut yang kaya akan garam dan danau yang kaya akan mineral membawa partikel-partikel garam ke daerah yang lebih tinggi. Partikel garam sangat kecil, sehingga tidak nampak oleh mata telanjang. Angin yang membawa titik-titik air mengumpulkan 27 juta ton garam setiap harinya ke Atmosfer. Garam-garam ini membentuk pusat gugusan hujan.
Awan nampak seperti kapas dari bumi. Mungkin karenanya kamu berpikir ia tidaklah seberapa berat. Namun, ketika butir-butir hujan jatuh ke bumi, lihatlah berton-ton air turun ke tanah. Awan hujan rata-rata terdiri atas 300,000 ton air. (satu ton sama dengan 1000 kilogram, atau 2,200 pound. 300,000 ton adalah 300 juta kilogram atau 660 juta pound). 300,000 ton bergantung di udara.
Allah menurunkan hujan dari awan raksasa ini untuk memberi kehidupan bagi bumi. Dengan demikian setiap sudut bumi dapat menerima cukup air. Dalam Al Qur’an, Allah telah memberitahukan bagaimana awan menyebabkan hujan:
Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya … (Surat an-Nur: 43)
Selain itu, Allah juga menggambarkan pada kita betapa jernih air yang Allah turunkan dari langit:
…dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih. (Surat al-Furqan: 48)
Sebagaimana dijelaskan dalam ayat di atas, hujan yang turun dari langit murni dan bersih. Ia juga mengandung sejumlah kecil garam dan mineral-mineral. Hal ini sungguh merupakan rahmat dari Allah, karena tanah menerima garam dan mineral yang ia perlukan dari air hujan. Jika air yang menguap dari lautan mengandung garam dengan jumlah yang lebih tinggi, kemudian ketika ia jatuh ke tanah dalam bentuk hujan akan sangat berbahaya bagi kehidupan di atas planet ini. Jika air hujan sangat asin (mengandung garam lebih banyak) ia akan membuat layu tanah dan tumbuh-tumbuhan, yang akan menyebabkan kematian seluruh makhluk hidup. Pendek kata, kehidupan di atas bumi akan berakhir. Namun, hal ini tak pernah terjadi, karena Allah sangat sayang kepada umat manusia. Hal ini diberitakan dalam Al Qur’an:
Maka terangkanlah pada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan, ataukah Kami yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur? (Surat al-Waqi’a: 68-70)
Penjelasan dalam ayat di atas membuat hal ini makin jelas, bahwa Allah secara khusus menciptakan segala sesuatu di muka bumi sesuai dengan kehidupan manusia.
seperti yang telah kamu ketahui, kita tidak memiliki kekuatan apa pun atas segala sesuatu yang kita butuhkan untuk hidup kita. Kecuali Allah menginginkannya, kita tak akan dapat hidup di bumi ini. Karenanya, setiap saat kita harus ingat bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan kita harus selalu bersyukur kepada-Nya.
Kita telah mempelajari menguapnya air di bumi, bagaimana awan terbentuk dan menjadi hujan. Sekarang, bagaimana kalau kita mempelajari bagaimana hujan turun ke bumi sesuai dengan ukurannya?
UKURAN AIR HUJAN
Hujan turun ke bumi dalam jumlah tertentu. Jumlah ini hanya diketahui dengan penelitian mutakhir. Perhitungan menyebutkan bahwa 16 juta ton air menguap setiap dua detik. Dalam satu tahun, jumlah ini menjadi 505 trilyun ton. Sekali lagi, setiap tahun, 505 trilyun ton hujan jatuh ke bumi. Karena hujan memiliki siklus, maka jumlah ini selalu sama dari tahun ke tahun. Fakta ini, yang baru saja di temukan oleh ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an 1,400 abad yang lalu:
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) (Surat az-Zukhruf: 11)
Menarik sekali ketika tahu bahwa Allah menentukan jumlah air yang ia turunkan dari langit, sebagaimana hasil penemuan bahwa jumlah itu selalu sama setiap tahun. Di sini, hubungannya nampak jelas.
Penguapan dan kondensasi dari seluruh jumlah air yang disebutkan di atas, yang dinamakan “siklus air”, memelihara kesinambungan hidup di muka bumi. Pemeliharaan takaran ini secara buatan/tiruan adalah mustahil, meskipun semua teknologi mutakhir dikerahkan untuk itu.
Perubahan sedikit saja dalam siklus air akan menyebabkan ketidakstabilan di alam dalam waktu singkat, yang berarti akhir dari kehidupan. Bagaimana pun, hal itu tak akan pernah terjadi; permukaan bumi selalu menerima hujan dalam jumlah yang sama. Allah “menurunkan hujan dari langit menurut kadar yang diperlukan …”
Kamu kini harus mengerti bahwa Allah mengendalikan jumlah air hujan yang harus turun. Sebaliknya, bagaimana mungkin jumlah air hujan yang sama turun ke bumi sepanjang tahun? Hal ini tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Allah adalah Tuhan semesta alam, dan segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya.
Kini kita akan memperhatikan hal yang sangat menarik, yaitu pelangi.
Pelangi yang Berwarna-warni
Tentu kamu pernah melihat pelangi paling tidak sekali dalam hidupmu. Jika belum, mungkin pernah melihat gambar pelangi di buku atau televisi. Pelangi sangat mengagumkan, karena warna dan bentuknya yang mempesona. Pernahkah kamu berpikir bagaimana ia muncul? Jika belum, kami akan menjelaskannya padamu.
Pelangi kadang-kadang muncul ketika matahari menampakkan diri setelah hujan. Ada sebuah pita melelngkung terdiri atas tujuh warna. Pelangi nampak seperti mahkota dan sangat mengesankan.
Pelangi sebenarnya adalah tipuan cahaya. Ia merupakan warna dasar sinar matahari. Sesungguhnya, warna sinar matahari terdiri dari banyak warna. Warna-warna yang berasal dari matahari ini dinamakan spektrum. Warna dasar spektrum ini yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Warna putih sinar matahari terjadi jika ketujuh warna ini bercampur. Ketika sinar matahari melalui sekumpulan air hujan, warna-warna pembentuknya muncul. Hal ini karena air membiaskan atau memisah warna didalam sinar. Warna-warna tersebut dipisahkan oleh sekumpulan air hujan pada sudut yang berbeda.
Apakah hal ini nampak rumit? Jika demikian, ambillah sebuah gelas kristal, dan sorotkan cahaya yang kuat melaluinya. Di sini, gelas diumpamakan sebagai hujan. Lihatlah, ketika gelas dilalui sebuah cahaya kuat, nampak pelangi kecil di dinding.
Ketika kita membicarakan pelangi, kita selalu melihatnya berbentuk setengah lingkaran. Bagaimanapun, hal itu tidak benar, karena pelangi sesungguhnya berbentuk lingkaran. Namun, tidak mungkin mengamati keseluruhan lingkaran ini dari darat. Karena itulah, kita selalu melihat pelangi setengah lingkaran. Hanya dari pesawat udara kita dapat melihat pelangi sebagai suatu lingkaran.
Pusat lingkaran pelangi selalu berlawanan dengan matahari. Ketika matahari meninggi, pelangi pun bergerak meninggi untuk menyamakan ketinggian matahari.
Tuhan kita menciptakan pelangi berwarna-warni dan mempesona secara khusus agar kita mendapatkan kesenangan dari keindahan Bumi, dan merenungkan kekuatan dan kekayaan-Nya. Allah memiliki kekuatan untuk menciptakan keindahan yang tiada ternilai. Karena itu, hal itu tidak mengejutkan kita tetapi semakin membuat kita menghormati Allah dengan lebih baik dan makin bersyukur kepada-Nya.
Kini, kita akan memusatkan perhatian pada pesona lainnya. Sekarang, kita akan mencermati sebuah benda langit kecil, bulan, yang cantiknya mengagumkan di kala malam hari.
Bulan yang Menerangi Gelapnya Malam
Bulan menyerupai batu bundar yang sangat besar dan berputar mengelilingi bumi. Pada malam hari, saat langit tak berawan, bulan bercahaya terang benderang di puncak kegelapan. Bulan bukanlah sumber cahaya yang sesungguhnya. Bulan memantulkan cahaya matahari seperti cermin. Sifat bulan yang seperti ini disebutkan dalam Al Qur’an:
Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya (Surat al-Furqan: 61)
Kita selalu melihat sisi yang sama pada bulan karena bulan berotasi terhadap dirinya sendiri dan terhadap bumi setiap dua puluh sembilan hari. Karena periode rotasi keduanya sama, maka kita melihat permukaan bulan yang sama.
Ketika kita menatap langit di malam hari, bulan kadang-kadang nampak bundar penuh, kadang-kadang berbentuk setengan lingkaran. Karena bulan berotasi mengelilingi bumi, permukaan yang bercahaya bentuknya berbeda-beda.
Bumi dan bulan saling tarik-menarik, namun gaya gravitasi bumi enam kali lebih besar daripada bulan. Walaupun demikian, gravitasi bulan mempengaruhi bumi, dan menyebabkan air laut mengalami pasang surut. Perubahan yang teratur terjadi pada ketinggian permukaan air laut. Jika gaya tarik gravitasi bulan lebih kuat, ketinggian air akan meningkat dan menurun perlahan-lahan. Dengan demikian, daerah pantai lautan dan samudera akan tergenangi air secara teratur.
Namun, selama pasang, air selalu naik sampai tingkat tertentu karena Allahkita telah “menyetel” gaya gravitasi bulan dan bumi sedemikian rupa untuk melindungi kita dari bencana.
SIANG-MALAM dan MUSIM-MUSIM
Selama berotasi pada sumbunya, bumi agak miring terhadap orbitnya. Inilah yang menyebabkan terjadinya empat musim: musim semi, panas, gugur, dan musim dingin.
Jika Allah berkehendak, bisa saja bumi kita lurus terhadap orbitnya. Dan tak akan ada musim. Suhu udara akan sama di seluruh penjuru bumi. Mulai dari makanan yang kita makan hingga udara yang kita hirup, gaya hidup serta lingkungan kita, semuanya akan berubah.
pernahkah kamu berpikir mengapa ada siang dan malam? Ruang angkasa benar-benar gelap. Namun bumi, yang juga berada di ruang angkasa, memiliki perubahan siang dan malam. Di pagi hari, kita bangun untuk menyongsong cahaya matahari, tapi ketika malam datang, hari menjadi gelap. Baiklah, bagaimana kamu berpikir bumi kita menjadi terang di pagi hari.
Seperti halnya bumi kita yang bergerak sepanjang orbitnya, ia juga berputar terhadap dirinya sendiri. Karena semua putaran itu maka sisi yang menghadap matahari menjadi terang.
Tidak seperti bumi kita, Uranus berotasi terhadap sisinya, seolah-olah planet tersebut “terjatuh”. Hal ini menyebabkan planet tersebut “menggelinding” mengelilingi matahari seperti sebuah bejana. Garis Khatulistiwa Uranus kemiringannya mencapai 980 terhadap orbitnya, sehingga kutubnya hampir menghadap ke matahari selama separuh orbitnya. Uranus memerlukan waktu 84 tahun bumi untuk mengitari matahari! Karena itu, selama beberapa tahun pada suatu waktu, tiap kutub terus menerus menerima cahaya matahari atau terus-menerus dalam gelap.
Apa jadinya jika salah satu sisi bumi selalu siang dan sisi yang lain selalu malam? Jika terjadi demikian, orang tidak akan memiliki waktu khusus untuk tidur. Setiap orang akan tidur atau terjaga pada waktu yang benar-benar berbeda. Akan ada “kebingungan” luar biasa dalam hubungan antar manusia.
Marilah kita bayangkan jika kita hanya memiliki siang hari: dapatkah kita tidur nyenyak? Di samping itu, kita tak akan pernah melihat bulan dan bintang-bintang yang hanya nampak di kegelapan malam.
Kemungkinan lain, apa yang terjadi bila kita selalu dalam gelap? Yang pertama, kita tidak akan pernah bisa melihat matahari, langit biru, atau hal-hal indah lainnya yang hanya bisa kita saksikan pada siang hari. Tak seorang pun tahu akan menjadi bagaimana jam tidur dan jadwal sekolah kita. Kita akan pergi ke sekolah dalam kegelapan malam dan istirahat dalam gelap pula.
Dan yang lebih penting adalah tumbuh-tumbuhan yang butuh siang dan malam untuk hidup akan hilang dengan segera. Alhasil, hal ini berarti berakhirlah kehidupan.
Walau demikian, Tuhan kita telah menciptakan malam dan siang hari untuk mempermudah hidup kita. Dengan menciptakan malam dan siang hari, Dia telah menjadikan hidup kita teratur. Alasan diciptakannya malam dan siang dinyatakan dalam Al Qur’an sebagai berikut:
Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (Surat al-Furqan: 47)
Perhatikanlah bahwa setiap hari penemuan baru selalu dibuat. Akan tetapi, tak satu pun dari hal-hal tadi yang tidak diawali oleh sesuatu: itu semua diilhami oleh benda dan makhluk yang telah ada di alam sebelumnya. Penemuan yang mana yang dapat membuat bumi berotasi terhadap dirinya dan menyebabkan terjadinya siang dan malam? Tak satu pun, bukan? Hanya Tuhan, Sang Pencipta langit, bumi beserta segala sesuatu diantara keduanya yang menyempurnakannya.
Camkan selalu dalam pikiranmu bahwa hanya Allah yang menciptakan malam dan siang. Dia dengan mudah dapat merubahnya. Dan hidup kita akan berada dalam kekacauan. Lagi pula, kita tidak akan membahas hal ini lebih lanjut. Dalam Al Qur’an, Allah memberitakan bahwa jika Allah berkehendak, Dia dapat dengan mudah memperpanjang malam atau siang hari.
…Jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang mendatangkan sinar terang kepadamu?… (Surat al-Qasas: 71)
…Jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya?… (Surat al-Qasas: 72)
Ayat ini menjelaskan bahwa baik malam maupun siang tidak akan pernah terjadi tanpa kehendak Allah. Alam semesta ini dan segala sesuatu di dalamnya adalah kepunyaan Allah, Sang Pencipta.
janganlah lupakan bahwa Allah yang Maha Perkasa telah menciptakan kamu dengan segala sesuatu yang dapat kamu ketahui dan bayangkan.
Kesimpulan
ini adalah akhir perjalanan kita menjelajahi ruang angkasa. Selama perjalanan, kamu menyaksikan keajaiban penciptaan alam semesta dan melihat bahwa dengan kesimbangan yang dimilikinya, bumi menjadi planet yang khusus diciptakan untuk kita di alam semesta. Sekarang, secara singkat mari kita tinjau kembali apa yang telah kita bahas dalam buku ini. Bumi kita terletak di ruang angkasa yang tenang, dingin, dan tidak ada kehidupan. Jika kita bandingkan alam semesta dengan sebuah gurun pasir yang sangat luas dan terpencil, maka tidak berlebihan untuk mengumpamakan bumi kita sebagai sebuah istana di gurun pasir ini. Istana ini melindungi kita dari badai gurun pasir dan panas menyengat, dan menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan. Seperti halnya istana di gurun pasir, bumi adalah istana di antariksa. Seperti layaknya pesawat ruang angkasa yang berjalan mengarungi antariksa, ia melindungi kita dari benturan dengan bahaya di ruang angkasa. Di sini, terdapat banyak sekali hal: air, udara, dan segala sesuatu yang kita butuhkan. Sebuah istana tak mungkin terjadi dengan sendirinya secara spontan. Hal ini juga berlaku pada planet kita. Adalah nyata bahwasannya bumi merupakan sebuah pertanda penciptaan yang agung.
Dan lagi, jutaan kesetimbangan yang rumit, selain dari yang telah kamu pelajari dalam buku ini, ada di alam semesta. Apa yang telah kita lihat di sini sebenarnya membuktikan bahwa alam semesta atau pun bumi tidak terjadi melalui rangkaian aneka kebetulan yang bertahap.
Sekali lagi, semua ini memperlihatkan kenyataan. Allah, Pemilik Kekuatan yang tak terbatas dan Yang Maha Kuasa, telah menciptakan alam semesta, bintang, planet, gunung dan laut dengan sempurna, serta menghidupkan manusia dan makhluk lainnya. Ciptaan Allah yang sempurna ini digambarkan dalam Al Qur’an:
Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya, ataukah langit? Allah telah membinanya. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan dari padanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh. (semua itu) kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (Surat an-Nazi’at: 27-33)
Camkan selalu dalam pikiranmu bahwa Allah menciptakan kamu dengan segala yang kamu miliki. Semuanya adalah berkah dari Allah. Sadarilah kenyataan ini, sadarilah akan rahmat Allah yang ada padamu, dan bersyukurlah pada Allah atas itu semua.
Mereka menjawab, “Maha Suci Kamu, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Kamu ajarkan kepada kami; sesungguhnya Kamulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Surat al-Baqara: 32)