Loading...

13 March 2010

FatahKun

Pemimpin



”Katakanlah, wahai Allah yang memiliki kerajaan, Engkau berikan kerajaan (kekuasaan) kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkau cabut kerajaan (kekuasaan) dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki, di tangan-Mu semua kebajikan. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.” (QS Ali Imran [3]: 26).

Kepemimpinan adalah amanah. Oleh karena itu, apa pun bentuk dan skalanya, kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawaban. Baik itu presiden, gubernur, jenderal, raja, kepala RT, maupun kepemimpinan personal.
Dalam sebuah hadis dari Ibnu Umar RA disampaikan bahwa Nabi SAW pernah bersabda, ”Perhatikan! Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu dipertanggungjawabkan atas apa yang kamu pimpin. Maka, seorang penguasa yang memimpin manusia dipertanggungjawabkan atas rakyat yang dipimpinnya.” (HR Muslim).

Mengenai kepemimpinan, Umar bin Khathab RA telah memberikan contoh teladan yang indah. Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Umar RA tak canggung turun ke bawah untuk melihat langsung kesejahteraan rakyatnya. Bahkan, Umar RA pun tak canggung memikul sekarung gandum dengan pundaknya sendiri sebagai bentuk khidmat pada rakyat yang dipimpinnya. Demikianlah prototipe pemimpin bertanggung jawab atas amanah yang diemban.

Tak jarang pemimpin yang dibenci rakyatnya sendiri karena tidak mengemban amanah dengan baik. Pemimpin seperti ini tentu saja dibenci juga oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa ditakdirkan Allah untuk menjadi pemimpin rakyat dan dia mati, dan saat itu ia menipu rakyatnya, Allah pun mengharamkan atasnya surga.” (HR Muslim).

Lebih berbahaya lagi, pemimpin seperti itu juga bisa menjadi ancaman bagi stabilitas masyarakat dan negerinya. Seperti yang difirmankan Allah SWT, ”Jika Kami menghendaki akan membinasakan suatu negeri, Kami akan perintahkan orang-orang besar (pemimpin) supaya menaati Allah. Tetapi, mereka melakukan kedurhakaan di negeri itu maka patutlah mereka disiksa, lalu Kami robohkan negeri itu seroboh-robohnya.” (QS Al Isra [17]: 16).

Maka, pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang mampu membina diri dan masyarakatnya dalam mengamalkan nilai-nilai Ilahiah. Seperti yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ”Jika seorang pemimpin menyuruh bertakwa pada Allah adalah baginya pahala dan jika dia menyuruh yang lainnya, maka balasannya demikian pula.” (HR Muslim). Wallahu a’lam.