Loading...

18 November 2009

FatahKun

Kehidupan Dunia Ini Sangat Singkat


Sebagian besar manusia sangat mencintai dunia ini seakan-akan mereka tidak akan per­nah mati, sehingga mereka menjauhi kehi­dup­an agama, tidak ingat mati dan akhirat. Padahal, kehidupan dunia yang sangat mereka cintai ini sesungguhnya sangatlah singkat dan sementara. Bahkan orang-orang yang umur­nya sangat panjang pada suatu saat pasti akan menghadapi kematian. Di samping itu, kehi­dupan dunia ini sesungguhnya tidaklah sebagaimana yang tampak. Allah mengung­kapkan rahasia ini kepada manusia dalam beberapa ayat al-Qur’an:


“Allah bertanya, ‘Berapa tahunkah lama­nya kamu tinggal di bumi?’ Mereka menja­wab, ‘Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.’ Allah berfir­man, ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melain­kan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.’ Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Q.s. al-Mu’minun: 112-15).


“Dan pada hari terjadinya Kiamat, orang-orang yang berdosa bersumpah bahwa mereka tidak berdiam melainkan sesaat, seperti itulah mereka selalu dipalingkan dari kebenaran.” (Q.s. ar-Rum: 55).


Percakapan di atas adalah percakapan antara orang-orang yang dikumpulkan untuk dihisab. Sebagaimana yang ditunjukkan dalam percakapan tersebut, setelah mati orang-orang menyadari bahwa sesungguhnya mereka tinggal di dunia hanya sebentar. Yaitu, waktu yang tampaknya enam puluh atau tujuh puluh tahun dalam kehidupan dunia ini, sesungguhnya sama singkatnya dengan satu hari, atau bahkan lebih singkat lagi. Hal ini bagaikan kisah seseorang yang menganggap bahwa ia telah menghabiskan beberapa hari, bulan, atau bahkan beberapa tahun dalam mimpinya, tetapi setelah bangun baru menya­dari bahwa mimpi tersebut hanya berlangsung selama beberapa detik.


Dengan bertafakkur, orang akan dapat memahami betapa singkatnya dan betapa sementaranya kehidupan dunia ini. Misalnya, setiap orang membuat rencana yang jelas dan menetapkan beberapa tujuan dalam hidup­nya. Rencana-rencana ini merupakan tujuan yang tidak pernah berakhir. Antara keduanya saling mengikuti. Demikian pula orang yang baru lulus dari SLTA, lalu masuk ke Pergu­ruan Tinggi, lalu bekerja di sebuah perusa­haan. Betapapun, semua ini merupakan pe­nga­laman yang bersifat sementara. Ketika muda, orang hampir-hampir tidak dapat membayangkan ia akan berumur tiga puluh tahun. Tetapi tahu-tahu ia telah berumur empat puluh tahun.


Singkatnya kehidupan dunia ini merupa­kan kepastian dari Allah yang diungkapkan dalam al-Qur’an, yang dapat dipahami oleh siapa pun sebelum mati. Bagi orang yang me­ma­haminya, betapa bodohnya jika ia meng­abai­kan kehidupan yang nyata dan tidak berakhir di akhirat, hanya untuk mengejar kehidupan yang singkat dan sementara ini. Sebagian di antara ayat-ayat, yang di dalam­nya Allah mengingatkan manusia tentang singkatnya kehidupan dunia adalah sebagai berikut:


Italic

“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara, dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (Q.s. Ghafir: 39).

Italic


“Sesungguhnya mereka menyukai kehi­dup­an dunia yang sementara dan mereka tidak mempedulikan hari yang berat.”
(Q.s. al-Insan: 27).