Loading...

17 November 2009

FatahKun

Allah Mengaruniakan Pemahaman Kepada Orang-orang Yang Bertakwa

Rahasia lain yang diungkapkan dalam al-Qur’an adalah bahwa Allah memberikan ke­mampuan kepada orang-orang yang ber­iman kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Hal ini disebut sebagai “hikmah”. Allah menceritakan rahasia ini dalam Surat al-Anfal sebagai berikut:


“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (petun­juk yang dapat membedakan antara yang hak dan batil) dan menghapuskan segala kesalah­anmu dan mengampunimu. Dan Allah mem­punyai karunia yang besar.” (Q.s. al-Anfal: 29).


Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab terdahulu, Allah mengaburkan pemahaman orang-orang kafir. Orang-orang ini, betapa­pun cerdasnya otak mereka, tidak dapat me­ma­hami prinsip-prinsip agama yang sangat jelas. Hikmah adalah sifat istimewa yang dimiliki orang-orang yang ber­iman. Sebagian besar manusia menganggap bahwa kecer­dasan otak dan hikmah itu memiliki makna yang sama. Kecerdasan otak adalah kemampuan pikiran yang dimiliki oleh setiap orang. Misalnya, menjadi seorang ilmuwan ahli atom atau jenius di bidang matematika menunjuk­kan kecerdasan otak. Akan tetapi hikmah adalah hasil dari ketakwaan seseorang kepada Allah dan digunakannya hati nurani, sama sekali tidak ada hubungannya dengan kece­rdasan otak. Bisa saja seseorang sangat cerdas otaknya, tetapi ia tidak akan menjadi orang bijak selagi ia tidak bertakwa kepada Allah.


Dengan demikian, hikmah adalah rahmat dari Allah yang dikaruniakan kepada orang-orang yang beriman. Orang-orang yang di­jauh­kan dari pemahaman seperti itu bahkan tidak menyadari keadaan mereka. Misalnya, orang-orang yang menganggap bahwa mereka adalah sumber kekuasaan dan kekayaan, lalu menjadi sombong. Sesungguhnya anggapan dan sikap seperti ini menunjukkan bahwa ia tidak memiliki hikmah. Karena jika ia memi­liki hikmah, ia akan menyadari bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa kecuali Kehen­dak Allah. Kesadaran ini pada akhirnya akan menghasilkan sikap yang rendah hati. Namun, orang seperti ini tidak berpikir bahwa jika Allah menghendaki, semua kekayaannya dapat musnah dalam waktu sekejap, atau bahwa dia dapat menghadapi kematian, dan semua yang ia miliki ia tinggalkan di dunia, dan ia akan berada di neraka untuk menerima balasannya. Semua ini lebih pasti dan lebih nyata daripada apa yang dimiliki seseorang di dunia. Hanya orang-orang beriman yang bertakwa kepada Allah yang memiliki pema­ham­an seperti ini, sehingga mereka tidak tertipu oleh kehidupan dunia. Mereka meng­habiskan hidup mereka dengan memahami hakikat segala sesuatu. Allah mengaruniakan pemahaman kepada orang-orang beriman mela­lui keimanan mereka. Jika mereka me­rasa semakin dekat kepada Allah, pema­ham­an mereka pun meningkat dan mereka men­jadi lebih memahami rahasia-rahasia ciptaan Allah.