saga-islamicnet.blogspot.com - Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memiliki seorang mawla yang bernama Tsawban. Mawla artinya budak yang telah dibebaskan. Tsawban begitu mencintai Rasulullah, sampai-sampai ia tidak bisa menahan gejolak rindunya.
Setelah sekian lama berpisah dengan Rasulullah saw, Tsawban mendatangi Rasulullah. Kini ia berubah: wajahnya pucat, murung, dan badannya kurus.
Melihat penampilan Tsawban yang berubah drastis, Rasulullah menanyakan apa gerangan yang terjadi dengan dirinya.
Kata Tsawban, ‘Aku tidak sakit, wahai Rasulullah. Hanya saja, jika aku tidak melihat wajahmu beberapa saat saja, maka aku begitu merasa kesepian dan rindu ingin segera berjumpa denganmu. Lalu, aku berpikir di akhirat nanti aku tidak akan mungkin lagi melihatmu, karena kalaupun aku masuk surga, toh engkau pasti berada di tempat para Nabi. Ujung-ujungnya aku pun tidak pernah lagi berjumpa denganmu’.
Tidak lama setelah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mendengar perkataan Tsawban, turunlah wahyu,
“Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka mereka akan bersama orang-orang yang Allah berikan nikmat, yaitu berada di golongan para Nabi, orang-orang yang tulus (shiddiq), para syuhada, dan orang-orang shalih.“ (Q.s. an-Nisa’, ayat 69).
Begitulah kita akan bersama orang yang kita cintai.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hari kiamat. Ia berkata, “Kapan hari kiamat terjadi?” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam balik bertanya, “Apa yang telah engkau persiapkan untuknya?” Ia menjawab, “Tidak ada sama sekali. Hanya saja, sesungguhnya saya mencintai Allah dan Rosul-Nya.” Maka beliau bersabda, “Engkau bersama orang yang engkau cintai.” Anas pun mengatakan, “Tidaklah kami berbahagia dengan sesuatu seperti halnya kebahagiaan kami dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Engkau bersama orang yang engkau cintai.” Anas berkata, “Karena saya mencintai Nabi, Abu Bakar dan Umar. Dan saya berharap saya bersama mereka karena kecintaan saya kepada mereka, meskipun saya tidak beramal seperti amal mereka.” (HR. Al-Bukhari no.3688)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah figur yang paling pantas kita cintai dan idolakan/teladani. Cintailah Rasulullah saw, niscaya insya allah kita akan kembali berkumpul bersamanya.
wallahu'alam