Loading...

31 December 2011

FatahKun

Meteor dalam Al Quran

Hujan Meteor
Meteor disebut juga ‘bintang beralih’. Meteor bukanlah bintang yang bergerak yang terletak jauh di angkasa luar melainkan sebuah fenomena yang terjadi dalam atmosfer bumi. Hal ini terjadi apabila sebuah benda yang bergerak cepat dari angkasa luar menembus atmosfer dan menjadi sedemikian panas karena gesekan atmosfer sehingga mulai berpijar dan kenapa disebut hujan meteor? Berdasarkan sebuah majalah pengetahuan, Hujan Meteor ada hubungannya dengan komet. Komet yang terdiri dari materi padat dan terdapat seperti es, mencair saat mendekati matahari dan jatuh di atmosfer bumi, bergesekan dan menimbulkan sinar terang di atas langit. Hal itu menyebabkan kelihatannya ada bintang yang jatuh dari langit. Namun apabila ini terjadi pada saat orbit bumi sedang beriringan dengan orbit komet, yang tampak di langit adalah bintang yang jatuh tanpa henti dari sebuah titik pusat. Itulah yang disebut hujan meteor dari sudut pandang sains. Beberapa ahli astronomi menganggap bahwa hujan meteor merupakan reruntuhan komet sebelumnya, karena sering ditemukan orbit hujan meteor sesuai dengan orbit komet yang sudah dikenal sebelumnya.

Dalam al-quran surat  Al-Hijr ayat 16-18, sebagai berikut:

"Dan Sungguh kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang di langit dan menjadikannya terasa indah bagi orang yang memandangnya"

Dijelaskan dalam Tafsir Nurul Quran, Istilah Arab, Buruj, asalnya berarti ‘kemunculan’.  Seorang wanita yang mempertontonkan perhiasannya dalam bahasa arab dikatakan tabarrajatil mar’ah. Istilah Arab, burj juga merujuk pada sebuah istana dan gedung-gedung tinggi yang menampilkan kemegahan tertentu. Dalam ayat di atas, benda-benda langit atau lokasinya diserupakan dengan konstelasi-konstelasi (perbintangan). Selagi bumi beredar mengelilingi matahari, sebuah lingkaran imajiner terbentuk, yang disebut dengan ‘zodiak’ . Lingkaran ini terbagi menjadi 12 wilayah yang setara, yang didalamnya terdapat kelompok bintang tertentu, yang diberi nama menurut bentuk kelompoknya masing-masing. Seluruh fenomena ini mencerminkan kekuasaan dan keagungan Alloh SWT.

kemudian ayat berikutnya:

"dan Kami menjaganya dari setiap gangguan setan yang terkutuk, kecuali setan yang mencuri-curi berita yang dapat didengar dari malaikat lalu dikejar oleh semburan api yang terang"

Kata Arab Istiraq, berasal dari kata sirqat. Dengan demikian, frase Arab, istiraqas-sam’a, berarti ‘mencuri kata-kata’. Beberapa ahli tafsir telah memunculkan beberapa isu mengenai ayat ini. Diantaranya Fakhr ar-Razi dan al-’Alusi yang mengatakan dalam kitab tafsirnya bahwa yang dimaksud langit dalam ayat ini adalah langit yang kita lihat di atas; sementara yang dimaksud dengan ‘semburan api’ adalah meteor yang dilemparkan dan menyala seperti yang dimaksud dalam ayat 18.

Masih berkaitan dengan Quran Surat Al-Hijr ayat 17-18, beberapa ahli tafsir lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud langit dalam ayat di atas adalah ‘alam ghaib’ dan alam kebenaran, dimana setan tak dapat dan memang tidak diizinkan masuk ke dalamnya.Manakala seseorang yang mempunyai sifat-sifat seperti setan datang menggoda kita, tentu kita akan segera melancarkan serangan terhadapnya, dengan cara mengusir dan menghancurkannya dengan senjata penalaran yang kuat dan logika yang sehat orang-orang beriman.

Alloh lah yang mengetahui dengan sebenar-benarnya (makna ayat tersebut). wallohu a’lam bishshawab.