Loading...

13 February 2011

FatahKun

Sejarah Singkat Ilmu Falak

Ilmu falak, merupakan ilmu yang sudah tua, yang dikenal oleh manusia, bangsa-bangsa mesir, mesopotamia, babilonia dan tiongkok, sejab abad ke-20 sebelum masehi telah mengenal dan mempelajari ilmu falak ini. yang dikenal dengan ilmu perbintangan.

menurut suatu riwayat, pembagian sepekan (seminggu) atas tujuh hari, adanya sejak lebih dari 5000 tahun yang lalu, kemudian, hari-hari yang tujuh itu, untuk tidak mengelirukan, lalu diberinyalah nama-nama benda langit yang mereka telah kenal, yakni :

Matahari
untuk hari     Ahad

Bulan untuk hari     Senin

Mars untuk hari     Selasa

Marcurius untuk hari    Rabu

Yupiter untuk hari   Kamis

venus untuk hari   jum’at, dan

Saturnus untuk hari   Sabtu

kemudian sekitar abad ke-12 SM, di negeri Tiongkok, ilmu falak telah banyak mengalami kemajuan-kemajuan. mereka telah mampu menghitung kapan akan terjadinya gerhana, serta menghitung peredaan bintang-bintang.

sekitar abad ke-4 SM, di negeri Yunani yang sementara beada di zaman keemasannya ilmu pengetahuan, ilmu falak telah mendapat kedudukan yang sangat penting dan luas.

Pada abab ke-2 Masehi, seorang ahli bintang di Iskandaria (mesir) keturunan bangsa Yunani, yang bernama CLAUDIUS PTOLOMEAUS (90-168 M.) telah berhasil menghimpun pengetahuan tentang bintang-bintang dalam suatu naskah yang disebut TABRIL MAGESTHI. Naskah ini kemudian terserah keseluruh dunia dan dijadikan dasar sebagai pedoman ilmu perbintangan selanjutnya. Kemudian, sekitar tahun 325 Masehi, naskah itu diperluas oleh THEODOSEUS KEIZER di Roma dan pada abad ke-9, naskah itu telah disalin orang ke dalam bahasa arab. CLAUDIUS PTOLOMEUS ini, selain ahli bintang, juga ahli geografi, yang dalam catatatannya telah mencantumkan nama Jawa dan Tapanuli, sebagai tempat yang telah dikenal pada waktu itu.

Dia berpendapat, bahwa bumi tidak bergerak dan bumi dikelilingi oleh falkanya bulan, matahari dan planet-planet lainnya.

Pada abad ke-8 Masehi, pada masa pemerintahan Khalifah Al Mansur (754-775), khalifah dari bani Umayyah, telah didirikan sekolah astronomi di kota Baghdad. Khalifah sendiri termasuk, termasuk salah seorang ahli astronomi. Di bawah pemerintahan pengganti-penggantinya, Harun Al Rasyid dan Al Ma’mun sekolah itu menghasilkan karya-karya penting, theori-theori kuno diperbaharui, beberapa kesalahan PTOLOMEUS di perbaiki. Hasil observasi yang dilakukan oleh sekolah di baghdad telah dicatat dalam tabel yang diperiksa dengan teliti. YAHYA BIN MANSHUR dianggap sebagai orang yang penting dalam pekerjaan ini.