Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik yang juga ketua Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI), Prof Dr dr Sam Soeharto SpMK, mengatakan bakteri jenis enterobacter sakazakii tidak berbahaya jika dikonsumsi. Dalam dunia kedokteran, katanya, sangat jarang teridentifikasi bakteri jenis tersebut sebagai penyebab infeksi. “Sehingga keberadaannya tak perlu diresahkan,” kata Sam di Gedung Rektorat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Sabtu (19/2).
Meski sebelumnya terdapat kasus seseorang mengalami gangguan kesehatan akibat dalam tubuhnya terkandung enterobacter sakazakii, namun itu lebih karena daya tahan tubuhnya lemah. “Bakteri enterobacter sakazakii dalam kadar tertentu aman dikonsumsi,” ujar Sam.
Menurut Sam, jika masyarakat masih takut mengonsumsi susu formula caranya mudah agar enterobacter sakazakii benar-benar tak mengganggu pencernaan dalam tubuh. Cukup dicampur air dengan suhu minimal 70 derajat Celcius maka dengan sendirinya bakteri tersebut akan mati. “Cukup mudah. Jadi jangan mencampurnya dengan air dingin.”
Sam menjelaskan, bakteri tak selalu jahat bagi tubuh. Malah dalam tubuh terkandung banyak bakteri yang dibutuhkan untuk melindungi organ dalam dari berbagai kuman penyakit. Enterobacter sakazii sendiri dengan mudah ditemukan pada usus manusia dan hewan.
Meski sebelumnya terdapat kasus seseorang mengalami gangguan kesehatan akibat dalam tubuhnya terkandung enterobacter sakazakii, namun itu lebih karena daya tahan tubuhnya lemah. “Bakteri enterobacter sakazakii dalam kadar tertentu aman dikonsumsi,” ujar Sam.
Menurut Sam, jika masyarakat masih takut mengonsumsi susu formula caranya mudah agar enterobacter sakazakii benar-benar tak mengganggu pencernaan dalam tubuh. Cukup dicampur air dengan suhu minimal 70 derajat Celcius maka dengan sendirinya bakteri tersebut akan mati. “Cukup mudah. Jadi jangan mencampurnya dengan air dingin.”
Sam menjelaskan, bakteri tak selalu jahat bagi tubuh. Malah dalam tubuh terkandung banyak bakteri yang dibutuhkan untuk melindungi organ dalam dari berbagai kuman penyakit. Enterobacter sakazii sendiri dengan mudah ditemukan pada usus manusia dan hewan.
“Bakteri itu tidak identik dengan penyakit. Begitu juga dengan enterobacter sakazakii bisa diterima oleh tubuh. Masalah itu harus diketahui masyarakat,” kata kata Guru Besar Spesialis Mikrobiologi Unair Surabaya tersebut.
www.Republika.co.id