Sabtu, 12 April 2025 M | 14 Syawal 1446 H

11 September 2010

FatahKun

Imu Apakah yang kita cari dalam Al Quran ?

al quran
Ilmu apakah yang kita cari dalam Al Quran? Apakah ilmu teknologi? Ilmu pertanian? Pianologi? Manajemen? Ilmu agama? Ataukah ilmu duniawi?

Masalah penting ini di jawab Ibnu Qoyyim dengan mengatakan, "ilmu itu memiliki tiga bagian, tidak ada yang keempatnya. Pertama, ilmu untuk mengetahui sifat-sifat, asma, dan af'al Allah. Kedua, ilmu untuk mengetahui perintah, larangan, pahala yang merupakan inti dari agama. Ketiga, ilmu yang cikal bakalnya terdapat dalam Al Quran dan sunnah-sunnah nabi."

Dengan demikian, ilmu yang kita inginkan adalah ilmu yang dapat mengantarkan kita mencapai kesuksesan dalam hidup ini, ilmu yang merealisasikan kebahagiaan, membuat hidup kita nyaman, jiwa kita tentram, rezeki kita lapang, membuat kita aman di dunia dan akhirat. Ilmu yang melahirkan kehendak dan tekad, ilmu yang mengikis habis semua asumsi kegagalan dan keterpurukan dalam segala aspek kehidupan. Itulah ilmu tentang Allah, tentang hari akhir, tentang perintah dan larangan-Nya. Ketiga ilmu inilah yang secara lugas dikemukanan Ibnu Qoyyim.

Ilmu yang berkaitan dengan Allah adalah ilmu yang bisa menyemangati kita untuk senantiasa beristigfar, memohon ampunan-Nya. "Ketahuilah tidak ada tuhan selain Allah. Hendaklah kamu selalu memohon ampunan (istigfar) atas setiap dosamu. "Jadi ilmu yang mendorong dan menyemangati kita untuk beristigfar inilah yang dapat mengantarkan kepada kesuksesan. Itulah ilmu tentang La Ilaaha Illallah yang benar-benar terpenuhi maksud dari lafaz dan maknanya sekaligus. Sedangkan bila hanya sekedar lafaz tanpa makna, maka tidak akan bisa mencapai apa yang Allah kehendaki. Ilmu yang tidak bisa mendorong kita beristigfar bukan ilmu yang dikehendaki. Wallahu 'alam

Ibnu abbas berkata ketika menafsirkan firman Allah surat Fatir ayat 28

"Yang dimaksud ulama adalah orang yang mengetahui bahwasannya Allah maha kuasa atas segala sesuatu"

Kata ilmu, adalah kata yang sangat luas dan penyebutannya juga sangat banyak. Ia adalah kata yang bisa mempunyai makna yang beragam. Misalnya para pakar riset akan menamai pengetahuan yang mereka kembangkan dengan sebutan ilmu. Sedangkan untuk pengetahuan lain, termasuk ilmu agama disebut sebagai adab (budaya). Semuanya memang masuk dalam kategori ilmu. Sebab semua pengetahuan adalah ilmu. Perbedaannya terletak pada fokus obyek dan spesialisasinya.

Adapun ilmu menurut kaum muslimin khususnya yang berkaitan dengan Al quran dan sunnah, adalah ilmu yang seperti dikatakan Ibnu Qoyyim diatas. Di masyarakat luas, ilmu yang dimaksud Ibnu Qoyyim itu telah direduksi menjadi ilmu yang berkaitan dengan halal-haram saja. Persepsi ini termasuk kesalahan yang tersebar luas. Lebih parah lagi, ketika kaum muslimin lebih mengutamakan ilmu furu' (ilmu fiqih) atau masalah-masalah yang masih diperdebatkan, seperti ilmu aqidah. Mereka melupakan pokok yang disepakati, sehingga kata ilmupun mengalami distorsi.

Satu hal yang pasti shahih adalah orang yang benar-benar berilmu adalah orang takut kepada Allah, kendati dirinya tidak mengetahui cara menulis lafaz Allah. Hal ini seperti dikatakan pepatah, "puncak dari llmu adalah takwa kepada Allah sebenar-benarnya, bukan hanya disebut sebagai pakar."

Ibnu mas'ud berkata, "cukuplah dengan takut kepada Allah ia memiliki ilmu. Cukup pula dengan sikap angkuh kepada Allah ia adalah bodoh."