Loading...

30 June 2010

FatahKun

Doa-doa hendak tidur

Sebagaimana dimaklumi bawa cukup banyak doa-doa yang dapat menjadi pilihan ketika hendak tidur. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, karena bagi kita tidur bukan hanya sekedar bentuk istirahat. Tetapi lebih jauh dari itu bahwa pada saat kita tertidur, segala kuasa dan kemampuan baik secara pisik maupun pikiran  sedang diambil oleh Allah swt. Sehingga segala sesuatunya diserahkan kepada Yang Maha mengurus alam ini. Lebih dari itu Ruh kita sedang digenggam oleh Allah dalam kekuasaan-Nya. Maka pada saat hendak tidur itulah kita serahkan segala yang ada pada diri kita.
Di dalam lafal doa-doa hendak tidur itu tersurat dan tersirat makna-makna demikian. Dan kita dapat memilih salah satunya.
Sebelum membacanya dianjurkan beberapahal sebagai berikut : Berwudlu, membersihkan tempat tidur sebelum berbaring, dan berbaring kesebelah kanan bagian badan.

بِاسْمِكَ  أَمُوتُ وَأَحْيَا. رواه البخاري، عن حذيفة بن اليمان 
2. Bismika amuutu wa ahya
Artinya:
Dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup.
H.r. Al Bukhari, I: 1136. Dari Hudzaifah.

اللَّهُمَ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ وَأمُوتُ. رواه مسلم، احمد، ابن أبي شيبة.  عن البراء
3. Alloohumma bismika ahya wa bismika wa amuutu
Artinya:
Ya Allah dengan menyebut nama-Mu aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu aku mati. H.r. Muslim, Sahih Muslim, IV: 2083, Ahmad, Amusnad Al Imam Ahmad, IV: 302, Ibnu Abi Syaibah, V: 322, dari Al Bara.
Dalam riwayat yang lain

اَللّهُمَّ بِسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوْتُ. رواه البخاري، ابو داود. عن حذيفة بن اليمانى
4. Alloohumma bismika ahya wa amuutu
Artinya:
Ya Allah dengan menyebut nama-Mu aku hidup dan aku mati. H.r. Al Bukhari, Shahih Al Bukhari, I: 1337, Abu Daud, Sunan Abu Daud, II: 486, dari Hudzaifah bin Al Yamani

بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَاغْفِرْ لَهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ. رواه البخاري، احمد. عن أبي هريرة
5. Bismika robbi wa dlo’tu janbii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii faghfir laha wa in arsaltaha fahfadhha bima tahfadhu bihi ‘ibadakas sholihiina
Artinya:
Dengan menyebut nama-Mu ya Tuhanku, aku baringkan tubuhku dan karena-Mu aku akan mengangkatnya (bangun lagi). Jika Engkau tahan ruhku (Engkau wafatkan), ampunilah dia. Dan jika Engkau lepaskan kembali (masih hidup), maka periharalah dia dengan apa-apa (cahaya keimanan) yang  Engkau telah memelihara hamba-hamba-Mu yang sholih. H.r. Al Bukhari, I: 1338, Ahmad, Musnad al Imam Ahmad, XV: 361, dari Abu Hurairah.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبِّي بِكَ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَاغْفِرْ لَهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ. رواه مسلم، ابن حبان. عن ابي هريرة
6. Subhanakalloohumma robbi bika wadlo’tu janbii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii faghfirlaha wa in arsaltaha fahfadhha bima tahfadhu bihi ‘ibadakas shoolihiina
Artinta:
Mahasuci Engkau ya Allah Tuhan kami, karena-Mu aku baringkan tubuhku dan karena-Mu aku mengangkatnya Bangun lagi). Jika Engkau tahan ruhku, ampunilah dia. Dan jika Engkau lepaskan kembali, maka periharalah dia dengan apa-apa (cahaya keimanan) yang  Engkau telah memelihara hamba-hamba-Mu yang sholih.
H.r. Muslim, Sahih Muslim, II: 580. Ibnu Hiban, Shohih Ibnu Hiban, VII: 425. Dari  Abu Hurairah

اَللّهُمَّ إِنِّي أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَوَجَهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ وَفَوَضْتُ اَمْرِى إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الذِي أَنْزَلْتَ وَنَبِيِّكَ الذِي أَرْسَلْتَ. رواه مسلم، البخاري، احمد، الترمذي، النسائى، ابن حبان، الدارمي. عن البراء
7. Allohumma inni aslamtu nafsii ilaika wa wajahtu wajhii ilaika wa aljatu dhahri ilaika wa fawadltu amri ilaika ragbatan wa rahbatan ilaika la malja wa la manja minka illa ilaika amanntu bikitaabika alladzi anzalta wan nabiyyika alladzi arsalta.
Artinya:
Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu  dan aku menyerahkan urusan diriku kepada-Mu serta kekuatan diriku kepada-Mu, karena harapan dan takut pada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan tempat berlari dari azabMu, kecuali hanya kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan dan aku beriman kepada Nabi yang Engkau utus”.
H.r. Muslim, Sahih Muslim,II: 579, Al Bukhari, sahih Al Bukhari,  I: 1337, , Ahmad, Musnad al Imam Ahmad XXX: 530, At Tirmidzi, Tuhfatul Ahwadzi, X: 26, An Nasai, As Sunanul Kubra, VI: 193, Ibnu Hiban, Sahih Ibnu Hiban, VII: 428, Ad Darimi, Sunan Ad Darimi, II: 290. Abu Daud, Sunan Abu Daud, Dari Al Bara bin Azib
Keterangan
Dalam hadis itu diterangkan, Rosulullah saw. bersabada,’Bila seseorang hendak tidur membaca doa ini, ditaqdirkan ia meninggal dunia pada waktu tidurnya itu, maka ia wafat di dalam fitrah.

اللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ.
رواه الترمذي، البزار، النسائى، الطبراني، احمد، الطيالسي. عن البراء بن عازب. ورواه الترمذي، البزار، الحميدي. عن حذيفة
8. Alloohumma qinii ‘adzaabaka yauma tab’atsu ‘ibaadak
Artinya:
Ya Allah periharalah aku dari siksa-Mu pada hari Engkau bangkitkan hanba-hamba-Mu.
H.r. At Tirmidzi, Tuhfatul Ahwadzi, V: 439, Al Bazar, VII: 237, An Nasai, As Sunanu Al Kubra,VI: 188, At Thabrani, Al Mu’Jamus Shogir, II: 177, Ahmad, Musnad al Imam Ahmad, XXX : 521, At Thayalisi,I : 97, dari Al Bara bin ‘Azib.
Dan riwayat At Tirmidzi, Tuhfatul Ahwadzi, IV: 439, Al Bazar VII: 246, Al Humaidi, I: 210, dari Hudzaifah AlYamani.

Keterangan
Imam At Tirmidzi menyatakan,’Hadisnya hasan shohih”.

اَللّهُمَّ بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذَنْبِيْ. رواه احمد، النسائي، السنن الكبرى، وعمل اليوم والليلة، ابن أبي شيبة. عن عبد الله بن عمرو
9. Alloohumma bismika robbi wadlo’tu janbii faghfir lii dzanbii
Artinya:
Ya Allah, dengan menyebut nama-Mu Tuhan kami aku baringkan tubuhku ampunilah dosaku.
H.r. Ahmad, XI: 190, An Nasai, As Sunanul Kubra, VI : 192, dan Amalul Yaumi wal Lailat 1: 455, Alfiyah Ibnu Abu Syaibah, VII : 45, dari Abdullah bin Amr.

Keterangan :
Adapun doa hendak tidur dengan lafal di atas hadisnya dlo’if. Pada riwayat Ahmad dan An Nasai terdapat rowi bernama Huyay bin Abdullah bin Syuraih, yang menurut Al Bukhari,’Fihi Nadhorun” adapun menurut An Nasai,’Ia rowi yang tidak kuat”. Tahdzubul Kamal, VII: 489.
Sedangkan dalam riwayat Ibnu Abu Syaibah terdapat rowi bernama Abdurrahman bin Ziad bin An’um Al Afriqi. Dia dinyatakan dlo’if oleh Ibnu Ma’in. Tahdzibul Kamal, XVII : 102-110.

10. Dianjurkan Sebelum Tidur Membaca:


a. Takbirh 33 X. atau 34 X

b. tasbih 33 x.


c. tahmid 33 x


Adapun hadisnya sebagai berikut.

عَنْ عَلِيٍّ أَنَّ فَاطِمَةَ عَلَيْهِمَا السَّلاَم شَكَتْ مَا تَلْقَى فِي يَدِهَا مِنَ الرَّحَى فَأَتَتِ النَّبِيّ َ r تَسْأَلُهُ خَادِمًا فَلَمْ تَجِدْهُ … فَقَالَ أَلاَ أَدُلُّكُمَا عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ إِذَا أَوَيْتُمَا إِلَى فِرَاشِكُمَا أَوْ أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا فَكَبِّرَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَسَبِّحَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَاحْمَدَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ فَهَذَا خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ. رواه البخاري
Artinya
Dari Ali, bahwasannya Fatimah ‘alaihas salam mengadu tentang ular yang mengenai tangannya, lalu ia mendatangi Nabi saw. meminta diberikan penbantu, tetapi ia mendapatkannya. Maka Nabi saw. bersabda,’Maukah aku tunjukkan kepada kalian berdua yang lebih baik dari seorang pembantu? Apabila kalian menuju tempat tidur atau sudah berada ditempat tidur (hendak tidur), hendaklah kalian bertakbir sebanyak 33 x, bertasbih 33 x, dan bertahmid 33 x. Maka hal ini lebih baik bagi kalian berdua daripada seorang pembantu. H.r. Al Bukhari, I : 1338.
Selain hadis di atas terdapat pula hadis yang menerangkan dengan tiga puluh empat (34) kali takbir bukan dengan tiga puluh tiga, adapun tasbih dan tahmidnya dengan bilangan yang sama.

…فَقَالَ أَلاَ أَدَلُّكُمَا عَلَى خَيْرٍ مِمَّا سَأَلْتُمَاهُ إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا فَكَبِّرَا اللهَ أَرْبَعًا وَثَلاَثِيْنَ وَاَحْمَدَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ وَسَبِّحَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ فَإِنَّ ذَلِكَ خَيْرٌ لَكُمَا مِمَا سَأَلْتُمَاهُ …
…Maka Nabi saw. bersabda,’Maukah aku tunjukkan kepada kalian berdua yang lebih baik daripada yang kalian minta? Apabila kalian menuju tempat tidur atau sudah berada di tempat tidur (hendak tidur), hendaklah kalian bertakbir sebanyak 34 x, bertahmid 33 x, dan bertasbih 33 x,. Maka hal ini lebih baik bagi kalian berdua daripada sesuatu yang kalian minta …
H.r. Musnad Al Imam Ahmad bin Hanbal, I : 95. Shohih AlBukori, III : 1133, Muslim, IV : 2092, Sunan AlBaehaqi AlKubro, VII : 293, Syarah Ma’annil Atsar, III : 233, dan Musnad AlHumaedi, I : 24

Karena kedua pihak hadisnya sahih, maka kita dapat mengucapkan takbir sebanyak tiga puluh tiga atau tiga puluh empat kali.

11. Dianjurkan Membaca Mu’awwidzat Sebelum Tidur

Yang dimaksud dengan Mu’awwidzat, ialah menbaca tiga surat, yaitu surat al Ikhlas, al Falaq, dan an Nas. Lalu dirapatkan kedua belah tangan ditiup dan kedua tangan itu diusapkan keseluruh badan yang sekiranya terjangkau.

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ r كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ . رواه البخاري، ابن حبان، الترمذي، احمد، اسحاق بن راهويه، ابو داود.
Artinya
Dari Aisyah, keadaan Nabi saw. setiap malam apabila menuju tempat tidurnya (hendak tidur), beliau menyatukan kedua telapak tangannya lalu meniup keduanya lalu membaca Qulhuwallah, Qul ‘Audzu birrabbil falaq, dan Qul ‘Audzu birrabbinnas. Lalu beliau mengusapkan kedua telapak tangan beliau pada bagian-bagian yang tejangkau dari seluruh tubuh beliau. Beliau memulai  dari kepala, wajah, dan badan bagian depan. Beliau melakukan hal itu sebanyak tiga kali.
H.r. Al Bukhari, I: 1091, Ibnu HibanV XII: 429, At Tirmidzi, Tuhfatul Ahwadzi, V: 473, Ahmad, VI: 116, Ishoq bin Rahawaih, II: 281, III: 989, Abu Daud, II: 488.

Keterangan :
Hadis ini menunjukkan bahwa Rosulullah saw. melakukannya setiap malam sebelum tidur, demikianlah menurut Aisyah r.a. Tetapi ada lagi riwayat lain yang menerangkan bahwa beliau melakukan demikian dalam keadaan sakit keras. Pada hadis itu terdapat lafal sebagai berikut :

فَلَمَّا اشْتَكَى كَانَ يَأْمُرُنِي أَنْ أَفْعَلَ ذَلِكَ بِهِ
Ketika beliau merasa sakit, beliau menyuruh saya untuk melakukannya kepada beliau.

Adapun di dalam riwayat lain dalam riwayatnya Ibnul Mubarak dari Yunus dengan lafal :
فَلَمَّا اشْتَكَى وَجَعَهُ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ طَفِقْتُ أَنْفُثُ عَلَيْهِ
Maka ketika beliau merasa sakit (yang beliau terus wafat) Mulailah saya yang meniupkannya.

Perlu diketahui bahwa kedua riwayat ini tidak bertentangan. Artinya beliau melakukannya ketika sehat dan sakitnya. Jadi tidak ada pertentangan pada kedua macam lafal di atas. Dan yang menjadi suatu keistimewaan adalah ketika beliau tidak lagi mampu melakukannya sendiri, beliau menyuruh Aisyah untuk melakukannya pada beliau.

Sumber : Persis.or.id