Loading...

19 January 2010

FatahKun

Tipu Daya Syetan Itu Lemah



Musuh manusia terbesar semenjak Nabi Adam a.s. adalah setan. Setan bersumpah kepa­da dirinya sendiri untuk menyesatkan manusia pada saat Nabi Adam diciptakan, dan setan melaksanakan sumpah­nya itu dengan menyusun tipu daya agar dunia ini tampak memikat dan mempesona di mata manusia. Al-Qur’an juga memberi tahu kita bahwa tipu daya setan itu lemah dan tidak memiliki kekuasaan atas manusia:


“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangi­lah kawan-kawan setan itu, karena sesung­guhnya tipu daya setan itu lemah.” (Q.s. an-Nisa’: 76).


“Dan sesungguhnya iblis telah dapat mem­buktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman. Dan tidak ada kekuasaan iblis atas mereka, me­lain­kan hanyalah agar Kami dapat membe­dakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Meme­lihara segala sesuatu.” (Q.s. Saba’: 20-21).


Sesungguhnya, bahwa tipu daya setan itu lemah dan bahwa ia tidak memiliki kekuasaan atas manusia, adalah agar Allah menjadikan segala sesuatu itu mudah bagi manusia. Setan hanyalah kekuatan negatif bagi agama, dan kelemahan setan ini bermakna, bahwa orang-orang yang beriman tidak akan mengalami ke­su­litan apa pun dalam hidupnya jika mereka mengamalkan agama. Tetapi, hal ini akan terjadi jika memiliki iman yang ikhlas. Dalam al-Qur’an, Allah memberi tahu kita bahwa orang-orang yang memiliki iman yang ikhlas tidak akan terpengaruh oleh tipu daya setan:


“Ia (setan) berkata, ‘Ya Tuhanku, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan hal-hal di muka bumi terlihat baik bagi mereka (manusia) dan aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka’.” (Q.s. al-Hijr: 39-40).


Dalam ayat lainnya, Allah telah meng­ung­kapkan bahwa setan tidak memiliki kekuasa­an atas orang-orang yang beriman dan berta­wakal kepada Tuhan:


“Sesungguhnya setan itu tidak ada keku­asa­annya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesung­guh­nya kekuasaannya hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang memper­seku­tukannya dengan Allah.” (Q.s. an-Nahl: 99-100).


Rahasia Bagaimana Menjauhi
Angan-angan Kosong dan Bisikan Setan

Meskipun setan itu tidak memiliki kekua­saan atas orang-orang yang beriman, kadang-kadang ia berusaha menggoda mereka dengan bisikan-bisikan, karena kesalahan yang telah mereka lakukan.


Rahasia penting lainnya yang diungkapkan Allah dalam al-Qur’an adalah bagaimana menyelamatkan diri dari bisikan setan. Ini merupakan masalah penting bagi orang-orang beriman yang takut kepada Allah dan meng­inginkan surga, karena bisikan setan itu me­nye­satkan dan memalingkan manusia dari jalan Allah, dan menjadikan manusia sibuk dengan perbuatan sia-sia dan remeh. Setan berusaha untuk menanamkan perasaan sedih dan takut kepada manusia, menyemaikan benih-benih pertentangan di antara mereka, menyebabkan mereka merasa ragu-ragu terhadap Allah, al-Qur’an, dan agama. Setan memenuhi hati manusia dengan angan-angan kosong. Sebagian dari ayat-ayat yang menje­las­kan tentang bisikan setan kepada manusia adalah sebagai berikut:


“Dan saya benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyu­ruh mereka memotong telinga binatang ter­nak, lalu mereka benar-benar memotong­nya, dan akan saya suruh mereka, lalu mereka benar-benar mengubah ciptaan Allah. Ba­rang­siapa yang menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia men­de­rita kerugian yang nyata. Setan itu memberi­kan janji-janji kepada mereka dan membang­kitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.” (Q.s. an-Nisa’: 119-120).


“Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.” (Q.s. an-Nas: 5).


Apa saja yang dibisikkan setan kepada manu­sia, ia tidak dapat memalingkan manu­sia dari bimbingan Allah sepanjang mereka mengikuti jalan yang telah Allah tunjukkan. Allah memperingatkan orang-orang beriman agar waspada terhadap bisikan setan:


“Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (Q.s. al-A‘raf: 200-201).


Sebagaimana dapat kita pahami dari ayat tersebut, orang-orang yang beriman tetap waspada terhadap bisikan setan. Mereka tidak mau kehilangan waktu untuk memperhatikan bisikan itu, dan karena sadar bahwa hal itu tidak akan diridhai Allah, mereka tidak pernah membiarkan diri mereka larut dalam keputusasaan, takut dan duka cita, yang semu­a­nya itu merupakan perasaan negatif yang dijauhi oleh orang-orang beriman. Manakala orang-orang beriman diganggu dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran al-Qur’an, mereka segera mengenali bahwa itu merupakan bisikan berbahaya dari setan yang tidak akan mendatangkan keridhaan Allah. Mereka mengusir bisikan setan itu melalui dzikrullah dan ayat-ayat al-Qur’an.