Loading...

09 December 2009

FatahKun

Muslim AS Tiba Sebelum Columbus Tiba

Umat Islam Amerika akan menggaruk-garukkan kepalanya jika ditanya, siapa orang Islam yang datang pertama kali ke negara itu, apakah petinju Muhammad Ali atau mungkin Malcolm X.

Namun, kemarin, mitos cerita itu terpecahkan setelah di Negara bagian North Carolina, AS, menggelar pameran ‘Muslims in America’. Pameran yang diadakan di sebuah masjid di Shaw University untuk memamerkan warisan orang muslim pada masa-masa awal dan kontribusinya dalam membangun Amerika.

Dalam pameran ini dipajang berbagai potret, surat-menyurat dan batu nisan yang menunjukkan orang Muslim tiba di Amerika bahkan sebelum Christopher Columbus tiba pada 1492.

Pameran, “Muslims in America,” menunjukkan bahwa penjelajah Muslim mungkin telah mendahului Christopher Columbus dan umat Islam telah berjuang dalam setiap perang dalam sejarah Amerika sejak Perang Revolusi pada 1775-1783. Catatan sensus menunjukkan lebih 300 orang dengan nama keluarga dari daerah-daerah Muslim ikut bertempur dalam Perang Kemerdekaan.

Sekitar 200 orang dewasa dan anak-anak menatap fotokopi surat, potret dan batu nisan dan memperhatikan bahwa North Carolina sebagai bukti salah satu tempat budak Muslim paling cendekia, Omar Ibn Sayyid Fayetteville.

“Saya belajar ini di perguruan tetapi saya tidak mengetahui peran North Carolina,” ujar Jamaal Albany, seorang guru di Al-Iman, sekolah Muslim hari Minggu di Raleigh, yang juga membawa serta ketujuh muridnya mengunjungi pameran. “Mengherankan,” ujarnya.

Pameran ini digagas Amir Muhammad, seorang ahli sejarah di Washington yang awalnya pergi mencari akar keluarganya sendiri di Georgia belasan tahun yang lalu dan tersandung pada jejak Muslim masa lalu yang terlupakan. Mereka terdiri dari Muslim Afrika Barat yang dibawa ke negara ini sebagai budak.

Muhammad telah membawa pameran ini dari Maine ke California, berhenti di setiap kota selama beberapa jam. Selain potret asli dan beberapa artefak langka ia pamerkan untuk menunjukkan keterlibatan kaum Muslim di Negara itu.

Sumbangan North Carolina sampai sejarah Muslim Amerika sudah dimulai oleh Sayyid, seorang pria yang dilahirkan di Senegal pada 1770. Ia asalah seorang sarjana Muslim yang dapat membaca dan menulis bahasa Arab, namun diperbudak pada usia 37 dan tiba di Charleston, S.C., pada 1807.

Empat tahun kemudian, ia melarikan diri ke Fayetteville dan setelah beberapa saat di penjara, mendorong James Owen, seorang jenderal di negara milisi, untuk membeli dia. Sayyid menulis biografinya dalam bahasa Arab, dan menjelang akhir hidupnya meminta sebuah Alkitab dalam bahasa Arab. (Alkitab berbahasa Arab yang sekarang bertempat di Davidson College)

“Ini adalah saudara laki-laki kami yang tidak pernah mengetahui sejarah,” ujar Haji Ali Abdul Malik dari Raleigh, yang ikut menghadiri melihat pameran. “Sekarang mereka sedang melihat cahaya.”

Meskipun sejarawan dapat berdalih bahwa kebanyakan budak bukan Muslim, jelas bahwa para pemimpin Amerika di masa awal sangat terbuka dan menghormati Islam. Mereka juga memperlakukan dengan penuh hormat. Fitur-fitur menunjukkan surat yang ditulis oleh George Washington kepada Raja Maroko dan perjanjian damai ditandatangani oleh John Adams dan Thomas Jefferson antara AS dan Maroko.

Dalam presentasi dalam bentuk Power Point, di Masjid Shaw, Muhammad menunjukkan catatan Sensus berisi 584 prajurit dengan nama terakhir Muhammad (33 dieja cara yang berbeda) yang ikut berperang dalam Perang Dunia I.

“Kami bagian dari masyarakat Amerika,” kata Muhammad. “Itu tidak dimulai dengan Nation of Islam, dan itu tidak datang dengan gelombang imigran pada 1960-an.” [newsobserver/cha/hidayatullah]