Loading...

21 December 2009

FatahKun

Kematian Orang-orang Yang Beriman dan Kafir Tidak Akan Sama




Dalam al-Qur’an, Allah mengungkapkan suatu rahasia tentang kematian, yang tidak diketahui oleh banyak orang — bahwa saat kematian yang dialami oleh seseorang sesung­guhnya tidaklah sebagaimana yang dilihat orang lain. Allah menceritakan kepada kita dalam al-Qur’an, sebagai berikut:


“Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat.” (Q.s. al-Waqi‘ah: 83-85).



Rahasia lain yang diungkapkan Allah ten­tang kematian adalah bahwa saat kematian itu bagi orang-orang kafir merupakan penga­laman yang mengerikan dan menyeng­sara­kan. Tetapi orang-orang di sekitarnya tidak dapat menyaksikan kengerian itu. Allah me­nya­takan kenyataan ini dalam ayat-Nya sebagai berikut:


“Dan siapakah yang lebih zalim dari­pada orang yang membuat kedustaan terha­dap Allah atau yang berkata, ‘Telah diwahyu­kan kepada saya,’ padahal tidak ada diwah­yu­kan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata, ‘Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.’ Alangkah dah­syat­nya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam te­kan­an-tekanan sakaratul-maut, sedang para malai­kat memukul dengan tangannya, sambil ber­kata, ‘Keluarkanlah nyawamu.’ Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat meng­hinakan, karena kamu selalu menga­takan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyom­bongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (Q.s. al-An‘am: 93).


Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka, dalam keada­an kafir.” (Q.s. at-Taubah: 9).



Berdasarkan rahasia yang diungkapkan dalam al-Qur’an, seorang kafir tampaknya saja mati dalam keadaan tenang di tempat tidurnya. Kelihatannya bagi orang-orang yang ada di sekitarnya ia sama sekali tidak mengalami kesakitan atau penderitaan pada saat kematiannya, kecuali matanya hanya ter­tutup. Namun, Allah memberi tahu kita bahwa seorang kafir merasakan penderitaan yang dahsyat yang tidak dapat kita saksikan. Bagaimana para malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir dijelaskan dalam al-Qur’an sebagai berikut:


“Bagaimanakah apabila malaikat menca­but nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka? Yang demi­kian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemur­kaan Allah dan (karena) mereka membenci apa yang diridhai-Nya; sebab itu Allah meng­hapus amal-amal mereka.” (Q.s. Muham­mad: 27-28).



“Kalau kamu melihat ketika para mala­ikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka mereka dan belakang mereka, ‘Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar. Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesung­guhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya’.” (Q.s. al-Anfal: 50-1).



Sebagai kebalikan dari kematian yang menyengsarakan yang dialami orang-orang kafir, orang-orang beriman mengalami kema­tian dengan sangat mudah. Misalnya, seorang beriman yang berperang di medan peperangan di dekat nabi, kemudian ditikam dengan pedang, ia terbebas dari semua rasa takut, ia meng­alami saat kematian yang damai. Seba­gaimana diberitakan oleh Allah dalam ayat tersebut, nyawa orang-orang yang ber­iman akan dicabut dalam keadaan suci dan mereka akan disambut oleh malaikat dengan salam dan berita gembira. Allah menjelaskan kema­tian orang-orang beriman sebagai berikut:


“Orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan, ‘Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan’.” (Q.s. an-Nahl: 32).