Ilustrasi |
Hidup ini cuma numpang mampir, sebelum kembali ke kampung akhirat dan disana kita dipilihkan akan surga atau neraka sesuai dengan bekal yang kita kumpulkan di dunia yang cuma mampir ini, maka orang yang cerdas adalah yang mementingkan kampung akhiratnya bukan tempat mampirnya
Sering orang meributkan tempat mampir ini, ini harga mati, itu harga mati, ini harus begitu, itu harus begini, mesti ikut tradisi, mesti ikut nenek moyang, biarkan sajalah, orang-orang tak akan jadi penguasa di kampung akhirat, hanya Allah satu-satunya pemilik hari penentuan itu, maka repotlah dan khawatirlah akan maunya Allah bukan maunya manusia
Hidup itu cuma mampir, dunia ini tempat transit saja, ada yang transit jadi orang kaya ada yang jadi orang miskin, ada yang mampir jadi orang desa ada yang orang kota, dan Allah tidak akan bertanya tentang atribut lahirmu, tentang takdir yang memang dia sudah tentukan padamu
Tapi Allah pasti bertanya tentang semua modal yang diberikan kepadamu, apa pilihanmu dengannya? Bagaimana engkau memanfaatkan semua itu?
Allah tidak akan tanya kebangsaanmu nanti di akhirat, Allah tidak akan bertanya kamu lahir dari keturunan yang mana, karena Allah yang menakdirkannya. Tapi Allah akan tanya, kamu Islam atau tidak, menggunakan syariat Islam atau yang lain.
Hidup ini cuma mampir, siapkanlah jawaban diri sendiri kepada Allah Swt daripada sibuk menjawab bagi orang lain, karena setiap jiwa akan ditanya sendiri-sendiri, setiap jiwa tidak menanggung jiwa yang lain karena sudah kerepotan menanggung dirinya sendiri
Hidup ini cuma mampir, dan aku mampirnya ditentukan Allah di Indonesia dan aku alhamdulillah memilih Islam, dan aku bukan orang Indonesia yang kebetulan Islam. Jadi tanggung jawabku ada pada Allah saja, Allah semata (dari fb Ustadz Felix Siauw)