Ancaman Bagi Orang Yang Tidak Shaum
Di Bulan Ramadlan Tanpa Alasan ('Udzur Syar'i)
Oleh: Prof. Dr. Abdullah Ath-Thayyar
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang berbuka (tidak shaum) sehari di bulan Ramadlan tanpa adanya alasan ('udzur) ataupun sakit, maka seluruh shaum yang dilakukannya selama setahun tidak dapat menimpalinya (membayarnya)." (Hr. Al-Bukhari secara Ta'liq)
Abu Umamah Al-Bahiliy r.a., berkata, Aku mendengar Rasulullah Saw., bersabda, Tatkala aku sedang tidur, tiba-tiba datang dua orang kepadaku, lantas meraih kedua lengan atasku, kemudian membawaku pergi ke bukit yang terjal. Keduanya berkata, Naiklah. Lalu aku berkata, Aku tak sanggup. Keduanya berkata lagi, Kami akan membimbingmu supaya lancar. Maka akupun naik hingga bilamana aku sudah berada di puncak gunung, tiba-tiba terdengar suara-suara melengking, maka akupun berkata, Suara-suara apa ini? Mereka bekata, Ini teriakan penghuni neraka.
Kemudian keduanya membawaku pergi, tiba-tiba aku sudah berada di tengah suatu kaum yang kondisinya bergelantungan pada urat keting (urat diatas tumit) mereka, sudut-sudut mulut (tulang rahang bawah) mereka terbelah sehingga mengucurkan darah. Aku bertanya, Siapa mereka itu?. mereka menjawab, Merekalah orang-orang yang berbuka (tidak shaum) sebelum dihalalkannya shaum mereka (sebelum waktu berbuka). (Hr. An-Nasa`i, di dalam As-Sunan Al-Kubro sebagaimana di dalam buku Tuhfatul Asyrâf, Jilid IV, hal. 166; Ibnu Hibban di dalam kitab Zawâ`id-nya, No. 1800; Al-Hâkim, Jilid I, hal. 430 . Dan sanadnya adalah Shahîh. Lihat juga, Kitab Shahîh At-Targhîb wa At-Tarhîb, No. 995, Jilid I, hal. 420)
Demikianlah gambaran yang amat mengenaskan dari azab yang kelak akan dialami oleh mereka yang melanggar kehormatan bulan suci Ramadlan dan mengejek syi'ar yang suci ini dengan tidak shaum di siang bolong secara terang-terangan. Mereka akan digantung dari ujung kaki mereka layaknya binatang yang digantung saat akan disembelih dimana posisi kakinya diatas dan kepala di bawah. Ditambah lagi, sudut-sudut mulut mereka juga akan terbelah dan mengucurkan darah. Kondisi tersebut benar-benar menjadi gambaran yang sadis dan mengenaskan. []
Sumber: Ash-Syiyâm; Ahkâm Wa Adâb, hal. 109-111)
Di Bulan Ramadlan Tanpa Alasan ('Udzur Syar'i)
Oleh: Prof. Dr. Abdullah Ath-Thayyar
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang berbuka (tidak shaum) sehari di bulan Ramadlan tanpa adanya alasan ('udzur) ataupun sakit, maka seluruh shaum yang dilakukannya selama setahun tidak dapat menimpalinya (membayarnya)." (Hr. Al-Bukhari secara Ta'liq)
Abu Umamah Al-Bahiliy r.a., berkata, Aku mendengar Rasulullah Saw., bersabda, Tatkala aku sedang tidur, tiba-tiba datang dua orang kepadaku, lantas meraih kedua lengan atasku, kemudian membawaku pergi ke bukit yang terjal. Keduanya berkata, Naiklah. Lalu aku berkata, Aku tak sanggup. Keduanya berkata lagi, Kami akan membimbingmu supaya lancar. Maka akupun naik hingga bilamana aku sudah berada di puncak gunung, tiba-tiba terdengar suara-suara melengking, maka akupun berkata, Suara-suara apa ini? Mereka bekata, Ini teriakan penghuni neraka.
Kemudian keduanya membawaku pergi, tiba-tiba aku sudah berada di tengah suatu kaum yang kondisinya bergelantungan pada urat keting (urat diatas tumit) mereka, sudut-sudut mulut (tulang rahang bawah) mereka terbelah sehingga mengucurkan darah. Aku bertanya, Siapa mereka itu?. mereka menjawab, Merekalah orang-orang yang berbuka (tidak shaum) sebelum dihalalkannya shaum mereka (sebelum waktu berbuka). (Hr. An-Nasa`i, di dalam As-Sunan Al-Kubro sebagaimana di dalam buku Tuhfatul Asyrâf, Jilid IV, hal. 166; Ibnu Hibban di dalam kitab Zawâ`id-nya, No. 1800; Al-Hâkim, Jilid I, hal. 430 . Dan sanadnya adalah Shahîh. Lihat juga, Kitab Shahîh At-Targhîb wa At-Tarhîb, No. 995, Jilid I, hal. 420)
Demikianlah gambaran yang amat mengenaskan dari azab yang kelak akan dialami oleh mereka yang melanggar kehormatan bulan suci Ramadlan dan mengejek syi'ar yang suci ini dengan tidak shaum di siang bolong secara terang-terangan. Mereka akan digantung dari ujung kaki mereka layaknya binatang yang digantung saat akan disembelih dimana posisi kakinya diatas dan kepala di bawah. Ditambah lagi, sudut-sudut mulut mereka juga akan terbelah dan mengucurkan darah. Kondisi tersebut benar-benar menjadi gambaran yang sadis dan mengenaskan. []
Sumber: Ash-Syiyâm; Ahkâm Wa Adâb, hal. 109-111)